Indonesia Rangkul Jerman Cetak 1 Juta Lulusan Vokasional

CNN Indonesia
Minggu, 14 Mei 2017 19:35 WIB
Menurut data Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud, Indonesia memiliki 13.167 SMK yang didukung 287.717 guru kejuruan sampai 2016 lalu.
Menurut data Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud, Indonesia memiliki 13.167 SMK yang didukung 287.717 guru kejuruan sampai 2016 lalu. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia dan Jerman sepakat mengembangkan kerja sama bilateral dalam hal pendidikan dan pelatihan vokasional melalui sistem Pendidikan Pelatihan Teknik dan Vokasi (Technical and Vocational Education and Training/TVET). Program tersebut dijalankan guna mempercepat pencetakan satu juta lulusan vokasional yang ditargetkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) rampung pada 2019 mendatang.

Menteri Perencanaan Pembangunan Negara/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Negara (Bappenas) Bambang P.S. Brodjonegoro mengungkapkan, dalam kerja sama antar kedua negara tersebut, Indonesia-Jerman sepakat mengembangkan sistem vokasional yang mengedepankan keterlibatan industri dan swasta dalam mencetak lulusan vokasional.

"Pendidikan vokasi sangat penting agar tenaga kerja Indonesia dapat memiliki keterampilan kerja yang memenuhi kebutuhan industri sehingga permintaan dengan suplai tenaga kerja dapat menemui titik kecocokan," ujar Bambang dalam keterangan tertulis resmi, dikutip Minggu (14/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bambang merinci, dalam kesepakatan itu kedua negara merumuskan setidaknya enam poin yang akan diterapkan dalam sistem TVET. Pertama, melakukan reformasi sistem pendidikan dan pelatihan vokasional dengan meningkatkan keterlibatan pihak swasta.

Kedua, peningkatan kebekerjaan dan pembangunan sektor unggulan daerah. Ketiga, pengembagan sistem pendidikan vokasional yang berkelanjutan dari pendidikan menengah ke pendidikan tinggi. Keempat, peningkatan kualitas pembelajaran, pendidik vokasi, dan asesor di industri.

Kelima, melakukan percontohan pengembangan pendidikan vokasional sistem ganda dan keenam, peningkatan kualitas dan cakupan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan kurikulum pendidikan vokasi dengan swasta serta pengembangan sistem sertifikasi kompetensi lulusan.

Menurut Bambang, kesepakatan antar kedua negara akan ditindak lanjuti melalui pertemuan High-level Round Table on TVET dalam waktu dekat.

Dengan kerja sama ini, pemerintah Indonesia menargetkan bisa meningkatkan dan mempercepat pencetakan satu juta lulusan vokasional dari sisi kuantitas maupun kualitas.

"Dari segi penambahan kuantitas lulusan pendidikan vokasi, pemerintah akan mendorong penambahan jumlah sekolah. Dari sisi kualitas, pemerintah akan memprioritaskan peningkatan kompetensi guru serta perbaikan kurikulum serta penyediaan balai latihan yang memadai," terangnya.

Sebagai informasi, menurut data Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, setidaknya ada sebanyak 13.167 SMK yang didukung 287.717 guru kejuruan di Indonesia sampai 2016 lalu.

Dari jumlah SMK tersebut, ada sekitar sembilan bidang keahlian ungulan dan paling diminati, yakni bidang keahlian teknologi informasi dan komunikasi (TIK), teknologi dan rekayasa, kesehatan, agribisnis dan agroteknologi, perikanan dan kelautan, bisnis dan manajemen, pariwisata, seni rupa dan kriya, serta seni pertunjukan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER