Luhut Tawarkan Infrastruktur Luar Pulau Jawa ke Pemodal China

CNN Indonesia
Minggu, 14 Mei 2017 18:51 WIB
Proyek yang ditawarkan Menko Luhut Panjaitan kepada investor China adalah bandara di Manado, rel kereta api Gorontalo ke Bitung, dan PLTA di Kalimantan.
Proyek yang ditawarkan Menko Luhut Panjaitan kepada investor China adalah bandara di Manado, rel kereta api Gorontalo ke Bitung, dan PLTA di Kalimantan. (CNN Indonesia/Aghnia Adzkia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengaku telah menyiapkan sejumlah proyek infrastruktur, khususnya yang berada di luar Pulau Jawa untuk ditawarkan kepada China saat menghadiri pertemuan "Belt and Road Forum for International Cooperation" yang digelar di Negeri Tirai Bambu tersebut pada hari ini, Minggu (14/5).

"Strategi kami untuk pembangunan berkesinambungan dan seimbang antara Jawa dan luar Jawa. Itu yang kita coba tawarkan ke Cina untuk bisa menjadi satu bagian pembangunan secara berkelanjutan," ujar Luhut dalam keterangan tertulis resmi, dikutip Minggu (14/5).

Luhut merinci beberapa proyek infrastruktur tersebut. Pertama, pengembangan infrastruktur di Manado, Sulawesi Utara, khususnya di bidang transportasi yang mampu meningkatkan konektivitas Manado.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Luhut, khusus untuk Manado, pemerintah tak bisa menambah luas lapangan terbang di Manado. Hanya saja, pemerintah masih memiliki peluang untuk mengolah sebuah wilayah di dekat bandara yang bisa dijadikan transportasi penghubung. Sayangnya, Luhut belum merinci pengembangan transportasi yang dimaksudnya.

"Ada satu area di sana yang bisa kami kembangkan lagi. Jadi, ada satu area di sana, beberapa ribu hektar yang bisa kami kembangkan. Gubernurnya sudah menawarkan wilayah itu," kata Luhut.

Kedua, transportasi penghubung Gorontalo dan Bitung. Menurut Luhut, Bitung yang sangat strategis dan memiliki kawasan industri, perlu dikembangkan akses transportasi dan kelogistikannya agar semakin menunjang kawasan tersebut.

"Kami berencana membangun rel kereta api dari Gorontalo ke Bitung, sehingga bisa menjadi hub di wilayah timur Indonesia. Bitung itu lokasinya cukup strategis, kalau ditarik garis lurus bisa menuju Darwin dan bisa sampai Jepang," jelas Luhut.

Ketiga, infrastruktur kelistrikan berupa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kalimantan Utara dengan memanfaatkan potensi aliran sungai di kawasan Borneo tersebut.

"Di wilayah tengah kita tawarkan hydropower di Kalimantan Utara, disana ada potensi hydropower sebesar 7700 megawatt (MW). Mungkin kami tawarkan tiga atau empat tahap," terang Luhut.

Tak hanya membangun PLTA, Luhut juga menawarkan pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahan (smelter) aluminium di Kalimantan Utara, di mana hingga saat ini baru dikembangkan oleh perusahaan Badan Usaha Milik Negara, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum. Sehingga masih ada potensi keterlibatan investor asing untuk menanamkan dana segar dalam pembangunan smelter di Kalimantan Utara.

Terakhir, proyek-proyek infrastruktur yang ada di sebelah barat Pulau Jawa juga tak ketinggalan dari pemasaran Luhut, misalnya proyek pembangunan perpanjangan jalur kereta api dari Kuala Tanjung yang akan disambungkan ke wilayah Danau Toba, Duri, Dumai dan Pekanbaru.

"Jika investasi bisa terwujud, yang penting adalah kedua negara bisa mendapat keuntungan dan transfer teknologi kepada karyawan lokal merupakan syarat mutlak," pungkasnya.

Selain China, Luhut juga menyebut, tak menutup pintu minat investasi dari negara-negara lain yang turut hadir dalam perhelatan acara "Belt and Road Forum for International Cooperation", di mana ada sekitar 50 negara dan 29 kepala negara dan kepala pemerintahan yang mengikuti acara tersebut.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER