Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada hari ini, Senin (15/5). Pelemahan seiring aksi pelaku pasar yang memilih
wait and see terhadap pengumuman Standard and Poor's (S&P) terkait kenaikan rating surat utang untuk Indonesia.
Analis NH Korindo Securities Bima Setiaji menjelaskan, jika lembaga pemeringkat internasional tersebut batal menaikan rating surat utang Indonesia, maka hal tersebut akan berdampak negatif terhadap pasar obligasi dalam negeri.
"Bila pasar obligasi terkena dampak buruknya, pada akhirnya juga akan negatif bagi IHSG," ungkap Bima kepada CNNIndonesia.com, dikutip Senin (15/5).
Sementara itu, pelaku pasar juga akan mencermati hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) 18 Mei mendatang. Untuk itu, IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang
support 5.652 dan
resistance 5.727.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bima menambahkan, sentimen negatif berupa vonis dua tahun penjara kepada Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang membuat indeks melemah pada pekan lalu diyakininya akan berkurang. Meski demikian, pelaku pasar masih akan memperhatikan kondisi politik yang terjadi.
"Pelaku pasar lebih suka berinvestasi di negara yang memiliki kestabilan politik," imbuh Bima.
Di sisi lain, analis Indosurya Mandiri Sekuritas William Surya Wijaya menilai, IHSG akan menguat ditunjang oleh data ekonomi yang masih stabil dan terkendali. Dengan demikian, minat pelaku pasar dalam berinvestasi di pasar modal diperkirakan belum akan surut,
"Mengawali pekan normal pasca beberapa kali melewati pekan yang pendek, sejatinya kembali memberikan gairah terhadap pola gerak IHSG," ungkap William dalam risetnya.
Wiliam pun memperkirakan IHSG pada hari ini bergerak dalam rentang
support 5.636 dan
resistance 5.775. Menurutnya, pelaku pasar patut mecermati beberapa saham, seperti PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).