OJK Minta Pelaku Jasa Keuangan Waspada Virus WannaCry

CNN Indonesia
Selasa, 16 Mei 2017 11:45 WIB
Otoritas Jasa Keuangan telah menugaskan kelompok pengawas teknologi dan informasi untuk melakukan pengawasan terhadap jaringan pelaku jasa keuangan.
Otoritas Jasa Keuangan telah menugaskan kelompok pengawas teknologi dan informasi untuk melakukan pengawasan terhadap jaringan pelaku jasa keuangan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau pelaku jasa keuangan untuk mengantipasi serangan ransomware WannaCry terhadap jaringan berbasis internet.

Sebelumnya, ransomware WannaCry telah menyerang beberapa lembaga maupun perusahaan di dunia, diantaranya pabrik mobil Perancis, Renault, Bank Sentral Rusia, sistem jaminan kesehatan nasional Inggris, dan sistem jaringan komputer Rumah Sakit Dharmais di Indonesia.

Hal itu dilakukan dengan menurunkan kelompok pengawas teknologi dan informasi OJK untuk melakukan pengawasan terhadap jaringan pelaku jasa keuangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proses tersebut berpedoman pada panduan pencegahan ransomware yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

"Semua pengawas sudah mengontak dan mengimbau mereka [pelaku industri jasa keuangan] untuk melakukan pengecekan," tutur Kepala Departemen Komunikasi dan Internasional OJK Triyono saat ditemui di Restoran Bunga Rampai,Senin (5/15).

Triyono mengungkapkan, sejauh ini OJK belum mendapatkan laporan dari pelaku industri jasa keuangan terkait serangan virus tersebut.

"Selain men-deploy [kelompok pengawas], kami juga menyediakan resources untuk memberikan jalan keluar apabila terjadi permasalan di lapangan terkait malware ini dengan berpedoman pada surat edaran Kemenkominfo," ujarnya.

Dihubungi secara terpisah, Senior Executive Vice President Information Technology PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Dadang Setiabudi mengungkapkan perseroan memiliki empat langkah untuk mencegah serangan siber berskala dunia itu.

Pertama, perseroan melakukan edukasi dan peningkatan kesadaran (awareness) yang bersifat mitigatif kepada seluruh staf atau unit internal yang memanfaatkan sarana digital BNI. Misalnya, menginformasikan langkah-langkah yang harus dilakukan maupun dihindari untuk mencegah serangan virus tersebut.

Kedua, melakukan beberapa upaya teknis di pusat data teknologi dan informasi yang bersifat preventif.

Ketiga, berkoordinasi dengan pihak-pihak utama terkait, mulai dari regulator hingga penyedia piranti lunak. Misalnya, dengan Bank Indonesia untuk penanganan atau antisipasi terhadap sistem pembayaran dalam hal RTGS maupun kliring.

"Juga dengan pihak Microsoft Indonesia untuk mendapatkan patches atau update terbaru terkait security pada operating system Windows," ujarnya melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com.

Selain itu, lanjut Dadang, guna mengantisipasi operasional cabang pada hari ini, perseroan juga mempersiapkan layanan pendukung teknologi dan informasi lebih dini dibandingkan hari-hari biasa.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER