Jakarta, CNN Indonesia -- PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mengincar perusahaan-perusahaan berbasis komoditas, seperti karet dan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebagai konsumen gedung perkantoran Podomoro City Deli Medan (PCDM).
AVP Marketing PCDM Suyenti Lokat mengatakan, beberapa perusahaan tersebut bahkan sudah membeli ruangan dengan luas 300 meter persegi dan 500 meter persegi. Minat tinggi perusahaan komoditas yang membeli unit perkantoran ini sejalan dengan membaiknya harga sejumlah komoditas.
"Kantor mereka kan biasanya ruko-ruko. Mereka tidak hanya cukup yang 100 meter persegi, mereka ambil 300 meter persegi sampai 500 meter persegi," ujarnya, Jumat (19/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain perusahaan komoditas, konsumen proyek PCDM lainnya, yakni Gereja Tiberias dan klinik kecantikan. Bahkan, khusus untuk klinik kecantikan akan dikumpulkan di satu lantai. "Kami pasarkan kantor ini hingga 29 lantai," imbuhnya.
Agung Podomoro Land tidak memiliki saingan lain dalam penjualan perkantoran ini. Harap maklum, kebanyakan pengembang hanya menyewakan unit perkantoran mereka alih-alih menjualnya.
"Sebagai investor ini bagus sekali. Dia (investor) bisa beli, lalu sewakan ke pihak lain," katanya.
Sayang, perusahaan belum mau merinci total penjualan perkantoran tersebut. Yang pasti, total pra penjualan (marketing sales) PCDM hingga akhir tahun lalu mencapai Rp900 miliar untuk apartemen, kondominium, dan perkantoran.
"Untuk penjualan total Rp7,3 triliun, belum termasuk pusat perbelanjaan. Pusat perbelanjaan kami sewakan," jelas Suyenti.
Marketing Director PCDM Matius Jusuf mengungkapkan, dengan sistem penjualan unit kantor, maka diharapkan masyarakat di Medan dapat beralih menggunakan kantor untuk bekerja daripada di rumah atau ruko seperti yang saat ini terjadi di Medan.
"Kantor di Medan tidak hanya sewa, tapi juga ada yang kami jual. Ini juga untuk mengedukasi masyarakat untuk tak menggunakan lantai bawah rumah untuk kantor, lalu lantai atas untuk rumah. Kalau ada tamu dari luar negeri kan akan menurunkan nilai," papar dia.
Ia juga menilai, perkembangan iklim investasi properti yang kian membaik patut dimanfaatkan masyarakat atau investor dalam berinvestasi di sektor properti. Sehingga, ketika properti kembali berjaya, harga properti yang dimiliki sudah naik tajam.
"Nanti properti
booming (melesat) lagi pada 2018-2019, mulai bangkit. Belinya tuh pas resesi jangan pas
booming," tandas Matius.
Sekadar informasi, perusahaan menargetkan adanya kenaikan marketing sales tahun ini sebesar Rp1,2 triliun. Sementara, total pembangunan PCDM diharapkan selesai pada 2019 mendatang.