Penguatan Rupiah Diramalkan Dorong IHSG untuk Rebound

CNN Indonesia
Rabu, 24 Mei 2017 08:17 WIB
Selain karena penguatan rupiah, laju IHSG juga akan didorong oleh arus dana asing (capital inflow) yang masuk ke pasar modal.
Selain karena penguatan rupiah, laju IHSG juga akan didorong oleh arus dana asing (capital inflow) yang masuk ke pasar modal. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak bervariasi berpeluang bangkit (rebound) pada perdagangan hari ini, Rabu (24/5). IHSG bakal didorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto menjelaskan, selain penguatan rupiah, laju IHSG juga akan didorong oleh arus dana asing (capital inflow) yang masuk ke pasar modal. Sepanjang perdagangan kemarin, total arus dana asing sebesar Rp229,51 miliar, turun dari perdagangan sebelumnya Rp671,94 miliar.

"Masih kuatnya arus dana asing ke pasar saham dan penguatan rupiah terhadap dolar AS menjadi katalis positif pasar," ungkap David dalam risetnya, dikutip Rabu (24/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan demikian, David memprediksi perdagangan jelang libur nasional esok ini bergerak dalam rentang support 5.700 dan resistance 5.780.

Sementara, Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menilai, IHSG akan terus mengalami penurunan seiring dengan masih adanya aksi ambil untung (profit taking).

Selain itu, turunnya harga komoditas emas sebesar 0,8 persen dan indeks EIDO yang terkoreksi 0,77 persen juga akan menjadi sentimen negatif bagi pergerakan IHSG hari ini.

"Rabu ini IHSG berpotensi turun," terang dia.

Hari ini, ia memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.695 dan resistance 5.765. Kemudian, nilai tukar rupiah akan berada dalam rentang Rp13.250-Rp13.370.

Sementara itu, bursa saham Wall Street terus menghijau tadi malam. Dow Jones menguat 0,21 persen, S&P500 naik 0,18 persen, dan Nasdaq tumbuh 0,08 persen.

Menurut David, penguatan Wall Street ditopang oleh saham berbasis keuangan dan energi. Hal ini juga seiring dengan masih kuatnya harga minyak mentah dunia di level US$1,49 per barel atau naik 0,7 persen.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER