ANALISIS

Mencermati Lunglainya Saham Sektor Perdagangan dan Jasa

CNN Indonesia
Senin, 22 Mei 2017 09:06 WIB
Pelemahan indeks saham sektor perdagangan dan jasa tercatat sudah terjadi selama tiga pekan berturut-turut. Apa penyebabnya?
Pelemahan indeks saham sektor perdagangan dan jasa tercatat sudah terjadi selama tiga pekan berturut-turut. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mayoritas harga saham emiten sektor perdagangan dan jasa bergerak negatif sepanjang pekan lalu. Hal ini membuat laju indeks sektor tersebut bergerak melemah di tengah penguatan indeks sektor lainnya.

Pekan lalu, indeks sektor perdagangan dan jasa terkoreksi ke level 903,770 dari sebelumnya 910,210. Bila dicermati, penurunan ini sudah terjadi selama tiga pekan berturut-turut.

Sementara tiga pekan lalu, indeks sektor perdagangan dan jasa melemah 1,17 persen, kemudian berlanjut sebesar 0,23 persen, dan terakhir pekan lalu terkoreksi 0,71 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa saham yang berkontribusi dalam pelemahan sektor perdagangan dan jasa sepanjang pekan lalu diantaranya, PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA).

Dalam hal ini, penurunan saham Media Nusantara tercatat paling signifikan hingga 8,05 persen. Pada awal pekan lalu harga saham emiten tersebut masih di level Rp1.925 per saham, tetapi pada akhir pekan ditutup di level Rp1.770 per saham.

Kemudian, saham RS Mitra Keluarga turun 2,21 persen, United Tractors terkoreksi 1,62 persen, Indoritel Makmur melemah 0,4 persen, dan Elang Mahkota bergerak stagnan sepanjang pekan lalu.

"Dari 85 emiten perdagangan yang sudah merilis kinerja keuangannya, 40 di antaranya mencatatkan penurunan laba bersih, dimana 28 emiten mengalami kerugian," ucap analis Oso Securities, Riska Afriani kepada CNNIndonesia.com, Jumat (19/5).

Bila dilihat dari lima emiten tersebut, laba bersih Media Nusantara kuartal I 2017 mengalami penurunan 12,62 persen menjadi Rp419 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp479,55 miliar.

Kemudian, Indoritel Makmur menderita rugi bersih sebesar Rp31,17 miliar. Raihan ini berbanding terbalik dengan sebelumnya yang tercatat laba bersih sebesar Rp45,84 miliar. Sementara, tiga emiten lainnya mengalami peningkatan laba bersih, tetapi hal itu belum cukup mendongkrak harga saham pada pekan lalu.

"Pelemahan yang terjadi pada indeks sektor perdagagan saya lihat bukan hanya karena faktor teknikal, tetapi secara fundamental juga belum cukup mendukung, sehingga sektor perdagangan dinilai belum cukup menarik untuk pelaku pasar," papar Riska.

Tidak Likuid dan Daya Beli Lesu

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER