Laju IHSG Bergantung Data Makro

CNN Indonesia
Jumat, 02 Jun 2017 08:20 WIB
Hari ini, Badan Pusat Statistik akan mengumumkan angka inflasi Mei. Adapun IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 5.780 dan resistance 5.690
Selain diharapkan sentimen positif dari makro dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini juga bergantung pada kondisi makro global. (CNN Indonesia/ Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rentan berbalik arah melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (2/6), jika data makro dalam negeri tak cukup kuat untuk menopang laju IHSG.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi bulan Mei 2017 hari ini. Artinya, data tersebut akan menjadi salah satu acuan pergerakan IHSG.

"Diharapkan sentimen dari kondisi makro dalam negeri dapat memberikan sentimen positif," kata analis senior Binaartha Securities, Reza Priyambada dalam risetnya, dikutip Jumat (2/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain diharapkan sentimen positif dari makro dalam negeri, IHSG juga bergantung pada kondisi makro global. Hari ini, Reza memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.684-5.711 dan resistance 5.765-5.751.

Di sisi lain, Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto optimis IHSG akan bergerak menguat pada perdagangan hari ini ditopang oleh pasar saham global yang kondusif.

Sayang, khusus untuk kinerja saham yang berada dalam sektor komoditas diperkirakan masih loyo akibat turunnya harga komoditas. Terlebih lagi, data manufaktur China yang rilis akhir Mei lalu menunjukan indeks Caixin Manufacturing PMI di level 49,6. Angka itu turun dari bulan sebelumnya 50,3 dan dibawah prediksi 50,1.

"IHSG diperkirakan akan menguji resistance di 5.780 dengan support di 5.690," terang David.

Adapun pada bursa global, indeks utama saham Wall Street mengalami penguatan tadi malam. Dow Jones ditutup naik 0,65 persen, sedangkan S&P500 dan Nasdaq masing-masing tumbuh 0,76 persen dan 0,78 persen.

Menurut David, penguatan tersebut didorong oleh saham berbasis industri, keuangan, konsumsi, teknologi, dan kesehatan. Sementara itu, rilis data tenaga kerja oleh ADP (Automatic Data Processing) direspon positif oleh pelaku pasar. Data itu menunjukan, angka kesempatan kerja tumbuh 253 ribu pada bulan Mei, naik dari bulan sebelumnya 174 ribu.

"Data tenaga kerja versi ADP ini membuat pasar optimis data tenaga kerja yang akan dirilis pemerintah akhir pekan ini akan di atas perkiraan yang hanya 181 ribu dengan tingkat pengangguran 4,4 persen," papar David.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER