Jakarta, CNN Indonesia -- Kenaikan konsumsi masyarakat di periode Ramadan dan Lebaran dinilai menjadi peluang perbankan untuk mendongkrak transaksi kartu kredit. Kemudahan dalam penggunaan menjadikan kartu kredit sebagai pilihan alat pembayaran bagi masyarakat.
Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) memperkirakan, peningkatan transaksi kartu kredit selama periode Ramadan dan Lebaran 2017 mencapai 10 persen dibandingkan rata-rata per bulan.
"Di Ramadan,kebanyakan transaksi kartu kredit untuk belanja di
supermarket, departement store dan restoran," tutur General Manager AKKI Steve Marta saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Senin (6/6) lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain mudah digunakan, menurut Steve, bank penerbit kartu kredit juga banyak menawarkan diskon transaksi. Hal itu membuat masyarakat makin rajin menggesek kartu kredit selama periode Ramadan dan Lebaran.
Sementara, dampak penurunan batas maksimal kredit dari 2,95 persen per bulan menjadi 2,25 persen per bulan oleh Bank Indonesia (BI) terhadap transaksi kartu kredit selama Juni-Juli belum bisa diprediksi. Pasalnya, lanjut Steve, kebijakan tersebut lebih diarahkan untuk meringankan kewajiban nasabah sehingga bisa menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL).
Saat ini rasio NPL kartu kredit ada di kisaran 3 persen. Dengan adanya penurunan batas maksimal bunga, Steve berharap NPL kartu kredit bisa di bawah 3 persen.
Perencana keuangan Tejasari Assad tak memungkiri adanya kecenderungan masyarakat untuk makin sering menggunakan kartu kredit selama periode Ramadan dan Lebaran. Misalnya, kartu kredit digesek untuk keperluan buka puasa bersama maupun persiapan kebutuhan Lebaran.
Pelunasan kenaikan transaksi tersebut nantinya bisa terkompensasi oleh Tunjangan Hari Raya (THR) yang akan diterima nasabah.
Namun demikian, Tejasari mengingatkan transaksi belanja menggunakan kartu kredit jangan sampai melampaui kemampuan bayar nasabah pada waktu jatuh tempo. Dengan demikian, nasabah tidak menanggung beban bunga yang tinggi di kemudian hari.
Karenanya, sebelum menggesek kartu kredit, nasabah harus lebih dulu memastikan berapa porsi THR yang bisa digunakan untuk membayar kartu kredit. Hal itu dilakukan setelah nasabah mengalokasikan anggaran THR untuk keperluan terkait Lebaran mulai dari belanja, pembayaran zakat, hingga pembayaran THR jika memiliki pekerja.
"THR mesti dibagi dari awal agar saat kartu kredit jatuh tempo,
budget untuk membayar [tagihan kartu kredit] sudah tersedia," ujar Tejasari.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja memperkirakan, selama periode Ramadan dan Lebaran, peningkatan transaksi kartu kredit BCA bisa mencapai 20 hingga 30 persen dibandingkan kondisi biasa.
Sebagai catatan, per akhir kuartal I 2017 lalu, nilai transaksi kartu kredit BCA mencapai Rp10,52 triliun atau sekitar 9,5 persen dari total kredit konsumsi.
"Kan banyak buka puasa di restoran, pasti beli baju baru, belanja di
supermarket, pergi liburan, menginap di hotel dan lain-lain," ujar Jahja.
Untuk itu, promosi kartu kredit BCA juga menyesuaikan dengan produk-produk yang diminati masyarakat selama periode Ramadan dan Lebaran.
Selain program promosi reguler, BCA juga memberikan program promosi Ramadan dengan memberikan diskon khusus untuk transaksi makanan dan minuman (F&B), pakaian, hotel, hingga barang elektronik (
gadget).
Sayangnya, Jahja belum bisa melihat peningkatan transaksi kartu kredit secara signifikan pada periode awal Ramadan.
"Kurang dari seminggu Lebaran kita lihat pola transaksinya," ujar Jahja.
PT Bank Mega Tbk juga tak ingin melewatkan peluang di bulan suci umat muslim ini dengan menawarkan promosi diskon khusus selama Ramadan di sejumlah
merchant, terutama
merchant yang terkait dengan F&B, pakaian, dan perjalanan (
travel).
Direktur Kartu Kredit dan Personal Loan Bank Mega Dodit Wiweko Probojakti mengatakan sepanjang Juni transaksi kartu kredit Bank Mega diperkirakan naik di kisaran 8 hingga 10 persen dibandingkan bulan lalu.
"Di Mega, nilai transaksi kartu kredit Mei Rp2,5 triliun, naik Rp200 miliar dibandingkan April. Juni diperkirakan akan ada kenaikan lagi antara 8 hingga 10 persen," kata Dodit.
Sementara, Presiden Direktur dan CEO PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja memperkirakan transaksi kartu kredit pada Ramadan tahun ini bakal lebih mengkilap dibandingkan tahun lalu.
Hal itu tak lepas dari momentum penurunan batas maksimal bunga kartu kredit oleh BI yang mulai berlaku 2 Juni 2017 lalu.
Parwati mengungkapkan dalam beberapa tahun terakhir kenaikan transaksi kartu kredit OCBC NISP selama periode Ramadan dan Lebaran ada di kisaran 8 hingga 10 persen dibandingkan bulan biasa.
"Tahun ini, seiring dengan adanya penurunan bunga, rasanya kenaikan transaksi 10 hingga 15 persen akan mungkin terealisasi," ungkapnya.