Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mencatat penarikan uang tunai yang dilakukan oleh perbankan ke bank sentral tembus Rp26,5 triliun sejak 29 Mei hingga 7 Juni 2017. Jumlah ini setara dengan 15,9 persen dari proyeksi penarikan uang tunai selama periode ramadan dan lebaran 2017, yakni Rp167 triliun.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelola Uang BI Suhaedi mengungkapkan, sebanyak Rp22 triliun di antaranya berasal dari penukaran langsung di kantor perwakilan BI di seluruh Indonesia. Sementara, Rp4,5 triliun sisanya berasal dari penukaran di 77 kas titipan di daerah-daerah terpencil.
"Jumlah uang yang ditukar akan terus bertambah dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat ramadan," ujarnya di Taman IRTI Monas, Rabu (7/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, penukaran uang yang dilakukan langsung oleh masyarakat di kantor bank sentral maupun di area publik pada periode yang sama telah mencapai Rp195 miliar.
Suhaedi mengimbau, masyarakat hendaknya menukarkan uang di tempat-tempat resmi, baik langsung ke kantor BI, perbankan yang ditunjuk,maupun mobil kas di area yang telah ditunjuk.
"Dengan menukarkan uang di BI maupun perbankan, masyarakat akan terhindar dari uang yang diduga palsu dan tidak dipungut biaya," terang dia.
Salah satu area publik yang ramai dikunjungi masyarakat untuk menukarkan uang adalah Taman IRTI Monas. Tahun ini, penukaran uang di pusat kota Jakarta itu berlangsung mulai 22 Mei hingga 23 Juni 2017.
Dalam memberikan pelayanan penukaran uang di area Monas, BI menggandeng 13 bank umum, yaitu BRI, BNI, BCA, Mandiri, BTN, Bank DKI, Bank Mega, Bank Permata, Maybank, CIMB Niaga, BNI Syariah, Bank Mandiri Syariah, serta BJB.
Dengan bermodalkan Kartu Tanda Penduduk (KTP), masyarakat diperkenankan menukarkan uang sebesar maksimal Rp3,7 juta rupiah per hari. Uang tersebut terdiri dari 100 lembar pecahan Rp20 ribu, 100 lembar pecahan Rp10 ribu, 100 lembar pecahan Rp5 ribu, dan 100 lembar pecahan Rp2 ribu.
Salah satu penukar uang di Monas, Rina (27 tahun), menukar uang untuk persiapan pemberian salam tempel. Tahun ini merupakan kali pertama Rina melakukan penukaran uang secara langsung. Ia mengaku, kaget karena harus mengantri lebih dari satu jam untuk mendapatkan pecahan uang baru.
"Lumayan antrenya, melelahkan. Saya datang dari pukul 9 pagi, tetapi sudah banyak yang mengantri," keluhnya.
Namun demikian, ia yakin dengan menukarkan langsung, keaslian uang yang diterimanya terjamin.
Senada dengan Rina, Dewi Lismanawati (39 tahun), juga memilih untuk menukarkan uang langsung di Taman IRTI Monas untuk menghindari uang palsu. Selain itu, ia juga ingin mendapatkan uang emisi 2016 baru.
"Saya kemarin ke bank, tapi dapatnya uang emisi lama. Kata orang bank, kalau mau dapat emisi baru saya harus datang langsung ke lokasi penukaran BI, salah satunya di sini (Monas),” tutur Dewi.
Wanita yang berkantor di area Abdul Muis ini sempat melirik 'penjual' uang emisi 2016 baru (inang) yang juga berkeliaran di area IRTI. Namun, ia memilih untuk mengantri, karena penukaran uang secara langsung tidak dipungut biaya.
"Saya sekalian menghabiskan jam istirahat," pungkasnya.