Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah berupaya untuk mempercepat penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dengan melakukan pertemuan intersesi pada 6-9 Juni 2017 di Brussels, Belgia.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo mengatakan, pertemuan intersesi tersebut dilakukan sebelum putaran ketiga perundingan IEU-CEPA yang akan berlangsung pada September 2017.
"Kami ingin menjaga momentum yang kami bangun pada perundingan putaran kedua Januari lalu di Bali dengan memperdalam pembahasan teknis atas draf teks yang ada," kata Iman, dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (10/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iman menuturkan, dalam pertemuan intersesi tersebut dilakukan pembicaraan intensif terkait draf teks perjanjian di beberapa sektor, seperti perdagangan barang, ketentuan asal barang, perdagangan jasa, investasi, Hak Kekayaan Intelektual, dan kerja sama ekonomi dan peningkatan kapasitas.
Selain itu, kedua delegasi juga sepakat untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi ke dalam dua kategori. Pertama, terkait isu yang bersifat teknis atau terkait dengan proses penulisan teks atau drafting, dimana penyelesaian dapat dilakukan di tingkat kelompok runding masing-masing atau di tingkat Ketua Perundingan.
Kedua, isu-isu yang terkait dengan kebijakan yang penyelesaiannya memerlukan pertimbangan Ketua Perundingan kedua pihak atau bahkan pada tataran menteri.
"Kami ingin memastikan tidak ada pendekatan hostage-taking dalam perundingan ini. Semua isu harus dibahas secara paralel sesuai dengan bobot kepentingannya masing-masing," imbuh Iman.
Sejak awal, pihaknya sepakat bahwa perundingan tersebut dilakukan berdasarkan prinsip single-undertaking. Ini berarti, paket perjanjian lengkap akan disetujui apabila setiap bagian dari perjanjian itu telah disepakati.
"Namun, kami ingin pastikan tidak ada penyanderaan perundingan di satu isu ketika terjadi kebuntuan pada isu yang lain," terang Iman.
Perundingan Indonesia-EU CEPA diluncurkan pada tanggal 18 Juli 2016 setelah pada sebelumnya Presiden Joko Widodo dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mencapai kesepakatan mengenai lingkup perundingan.
Tercatat, pada 2016 lalu Uni Eropa merupakan tujuan ekspor dan asal impor nonmigas terbesar ketiga bagi Indonesia, dengan nilai masing-masing sebesar US$14,4 miliar dan US$10,7 miliar. Secara keseluruhan, perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa mencapai US$25,2 miliar.
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, neraca perdagangan kedua ekonomi menunjukkan surplus bagi Indonesia. Sejauh ini, investasi Uni Eropa ke Indonesia masih tergolong kecil dibandingkan investasi Uni Eropa ke beberapa negara anggota ASEAN.