Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menggandeng dua bank BUMN, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) guna mendanai sektor industri kreatif. Selama ini para pelaku usaha ekonomi kreatif disebut kesulitan untuk memperoleh pinjaman dari perbankan lantaran masih minimnya kepercayaan bank pada prospek industri tersebut.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan aset yang ditawarkan oleh pelaku industri ekonomi kreatif selama ini bersifat tidak terlihat (un-tangible) sehingga perbankan kesulitan untuk mengukur risiko.
"Kesulitan tersebut karena perbankan tidak familiar dengan seluk beluk industri kreatf yang berbeda dengan industri pada umumnya, karena dalam industri kreatif aset yang produktif adalah tak berwujud sehingga bank sulit memitigasi," ujar Triawan di kantor Bekraf, Senin (12/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, permodalan merupakan salah satu elemen penting dalam menjalankan usaha bagi para pelaku ekonomi kreatif. Untuk itu, pihaknya pun menjalin kerja sama dengan perbankan untuk membuka akses pendanaan bagi pelaku ekonomi kreatif.
Adapun kerjasama antara Bekraf dengan BNI dan BRI mencakup pemberian layanan, fasilitas kredit, serta penunjang peningkatan produktivitas usaha dan kesejahteraan pelaku ekonomi kreatif jaringan Bekraf.
Direktur Akses Perbankan Bekraf Restog K. Kusuma mengatakan, dalam sektor ekonomi kreatif terdapat 16 subsektor yang menjadi perhatian atas akses pembiayaan. Adapun pada 2015 lalu, menurut dia, perbankan baru menyalurkan kredit Rp121 triliun untuk sub sektor tersebut atau baru 4 persen dari total portfolio perbankan.
"Kalau kita bicara perbankan sebetulnya bank juga sudah lama membiayai atau memberikan kredit untuk ekonomi kreatif terutama untuk sub sektor yang mereka sudah familiar, yaitu kuliner, fesyen, dan kerajinan. Itu mereka sudah sangat biasa," ujar Restog.
Saat ini menurut dia, Bekraf terus berusaha agar lebih banyak lagi bank, terutama bank BUMN yang ikut menyalurkan kredit modal usaha untuk pelaku usaha industri kreatif. Saat ini, menurut dia, banyak sektor ekonomi kreatif yang akan di genjot oleh Bekraf, diantaranya adalah pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, kerajinan tangan, kuline.
Pada kesempatan yang sama Direktur Kelembagaan BRI Sis Apik Wijayanto mengatakan, risiko kredit yang dimiliki oleh industri kreatif memang cukup tinggi. Namun, hal tersebut menurut dia, tidak menghalangi niat perseroan untuk memperluas pemberian kredit ke sektor ini terutama melalui fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Kalau lihat pengalaman BRI dalam menangani pembiayaan-pembiayaan kecil dan menengah itu relatif sama. Jadi kami optimis dengan sektor ini," jelasnya.
BRI mencatat hingga Mei 2017 pinjaman ke sektor industri kreatif telah mencapai Rp74 triliun atau 10 persen dari total portfolio kredit perseroan.