Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak dunia menguat pada Senin waktu Amerika Serikat (AS), setelah Arab Saudi mengumumkan rencana untuk mengurangi volume ekspor minyak mentahnya ke beberapa negara Asia pada Juli mendatang.
Dikutip dari Reuters, Selasa (13/6), Arab Saudi yang merupakan produsen minyak terbesar dunia akan memangkas alokasi minyak mentahnya ke Asia hingga 300 ribu barel per hari. Angka ini lebih kecil dibandingkan pemangkasan yang dilakukan pada Juni ini.
Selain itu, AS juga akan mengurangi produksi minyaknya sebesar 35 persen. Apalagi, data persediaan minyak berjangka di Cushing, negara bagian Oklahoma juga diperkirakan akan turun 1,8 juta barel pada pekan lalu. Dua hal tersebut menambah sentimen bagi pergerakan harga minyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya, harga Brent berjangka LCOc1 ditutup menguat US$0,14 per barel ke angka US$48,29 per barel. Sementara, harga West Texas Intermediate (WTI) bertengger di posisi US$46,08 per barel atau meningkat US$0,25 per barel.
Sejumlah analis memperkirakan harga minyak akan mencuat kembali seiring prediksi pengurangan persediaan minyak pada pekan ini. Standard Chartered melaporkan bahwa persediaan minyak di pekan ini tak akan meningkat, namun akan ada pengurangan persedian besar-besaran.
Sementara itu, kenaikan harga juga akan ditopang oleh aksi spekulasi pelaku pasar yang mengambil minyak mentah berjangka dalam volume yang banyak dengan periode kontrak yang lama.