BEI: Suku Bunga Tetap Tanda Keyakinan Ekonomi Domestik

CNN Indonesia
Jumat, 16 Jun 2017 09:43 WIB
Bank Indonesia (BI) menetapkan suku bunga acuan sebesar 4,75 persen meski bank sentral AS (Federal Reserve) menaikkan suku bunga.
Bank Indonesia (BI) menetapkan suku bunga acuan sebesar 4,75 persen meski bank sentral AS (Federal Reserve) menaikkan suku bunga. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan, keputusan Bank Indonesia (BI) menetapkan suku bunga acuan sebesar 4,75 persen sebagai bentuk keyakinan dalam memandang perekonomian dalam negeri.

"Keyakinan diri bahwa tanda ekonomi membaik, masa depan membaik," ungkap Tito, kemarin.

Pasalnya, BI berani mengambil keputusan ini setelah The Fed menaikan suku bunga acuan tadi malam sebesar 25 basis poin menjadi 1-1,25 persen dari sebelumnya 0,75-1 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, di tengah kenaikan suku bunga The Fed tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap bertahan di level sekitar 5.700. Namun begitu, IHSG tercatat turun hari ini sekitar 16,61 poin atau 0,28 persen.

"Bursa memperlihatkan, The Fed naik tapi tetap 5.700," imbuhnya.

Sementara itu, ia juga optimistis tidak akan terjadi dana asing keluar (capital outflow) yang keluar secara signifikan. Meski begitu, tak dapat dipungkiri asing tercatat jual bersih (net sell) pada perdagangan kemarin sebesar Rp61,64 miliar.

"Buktinya Pak Agus (Gubernur BI) tidak menaikan suku bunga, jadi ada keyakinan yang bagus," pungkas dia.

Adapun, Manager Investasi PT Aberdeen Asset Management Bharat Joshi mengatakan, kenaikan suku bunga The Fed diprediksi tidak membuat asing membawa dananya keluar (capital outflow) dari pasar modal dalam negeri maupun dari produk investasi lainnya.

"Dana keluar terjadi dua atau tiga minggu sebelum pengumuman The Fed," kata Bharat.

Menurutnya, secara keseluruhan tidak ada reaksi yang berlebihan dari pelaku pasar baik asing maupun lokal terkait kenaikan suku bunga The Fed karena hal itu sudah diprediksi sebelumnya.

Lebih lanjut Bharat menjelaskan, salah satu yang juga membuat pasar cukup tenang, yakni rating investment grade yang diberikan oleh Standard and Poor's (S&P). Dengan rating itu, Indonesia terbukti masih menjadi sasaran tempat investasi yang menarik.

"Ini juga memberikan keyakinan kepada perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mendiversifikasi kredit mereka," jelas dia.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER