Penjual Daging Sapi Diingatkan Tak Mainkan Harga

CNN Indonesia
Senin, 19 Jun 2017 06:00 WIB
Satgas Pangan berjanji akan menindak secara hukum bagi penjual daging sapi yang menjual di atas harga eceran tertinggi (HET).
Aktivitas karyawan di rumah potong hewan di Karawaci, saat disidak oleh Satgas Pangan, Minggu (18/6). (Foto: CNN Indonesia/Bintoro Agung Sugiharto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Tugas Pangan memperingatkan penjual daging untuk tidak mengutak-atik harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Satgas berjanji akan menindak secara hukum bagi penjual daging yang menjual di atas harga eceran tertinggi (HET).

Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkapkan timnya selalu mengawasi perubahan harga di pasar. Sehingga jika pun ada kenaikan, harga yang dipatok tak melebihi HET.

"Kita akan ambil penindakan hukum," kata Setyo saat hendak menuju lokasi sidak ke rumah potong hewan (RPH) Karawaci, Tangerang, Banten, Minggu (18/6).
Namun Setyo berjanji tidak akan asal melakukan penindakan. Menurutnya sebelum menilai ada kecurangan atau tidak, Polri akan melihat konteks kenaikan harga yang terjadi. Sebab menurutnya, harga daging bervariasi tergantung jenis potongan dan tempat menjualnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui pemerintah telah menetapkan HET untuk daging sapi beku impor dan daging kerbau beku. Daging sapi beku impor dipatok paling mahal Rp80.000 per kilogram, sementara daging kerbau beku Rp65.000 per kilogram.

Dengan kesepakatan tersebut, pemerintah melarang pedagang menjual kedua daging jenis itu di atas harga yang telah ditentukan. Sedangkan untuk daging segar, Satgas Pangan mengaku harganya lebih bervariasi dengan harga mencapai Rp120.000 per kilogram.

"Kalau yang disampaikan Pak Syarkawi tadi adalah harga daging dengan kualitas terbaik. Harga paling tingginya memang segitu," imbuh Setyo.

Karnadi Winaga, pemilik Rumah Potong Hewan (RPH) Karawaci, Tangerang, Banten, menegaskan untuk daging segar dengan potongan terbaik seperti tenderloin bisa berharga Rp135.000 per kilogram. Penyebutan harga tanpa menyertakan jenis kualitas daging ia nilai tak membantu kosumen.

"Jadi ini semua orang bisa melihat perbedaan-perbedaan itu dan tidak bikin konsumen kebingungan," ujar Karnadi.
Selain itu, masyarakat diminta mengacu pada harga di tingkat pasar induk untuk mengetahui harga daging yang paling akurat. Sebab ada besar kemungkinan harga daging segar di pedagang kecil yang menjual daging tak lebih 5 kilogram mengambil margin keuntungan yang lebih besar.

"Jangan dilihat langsung kenaikannya, karena yang kita pantau itu pasar-pasar tertentu," imbuh Setyo.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER