Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berharap kesepakatan harga gas dari Blok Kasuri yang dioperatori Genting Oil Pte Ltd kepada industri untuk membangun rencana kompleks petrokimia di Gresik segera menemui titik terang. Masalah itu sudah disampaikan ke rapat tingkat Menteri Koordinator bidang Perekonomian beberapa waktu yang lalu.
Direktur Industri Kimia Dasar, Direktorat Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam menuturkan, kesepakatan harga gas Genting sangat penting agar pemerintah bisa langsung mengoordinasikan pasokan gas lain Teluk Bintuni dari Blok Tangguh yang dikelola British Petroleum (BP) Berau Ltd.
Meski demikian, ia menjamin, masalah harga gas dari Genting bisa segera selesai. "Pasokan gas dari Genting sudah hampir
solved (selesai),” ujarnya ditemui di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Senin (19/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ia mengaku, belum mengantongi informasi ihwal persetujuan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) Blok Kasuri. "Kalau PoD tentu tak harus menunggu koordinasi dari BP. Kami masih belum tahu (waktu PoD)," terang Khayam.
Sementara itu, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, sejauh ini, PoD blok Kasuri belum bisa diteken karena Genting Oil masih melakukan kalkulasi atas biaya investasi yang tidak bisa dikembalikan (
sunk cost). Sehingga, harga gas dari Wilayah Kerja (WK) migas ini masih belum bisa dipastikan.
Tetapi, menurut Khayam, industri perlu paham bahwa harga gas yang murah bisa menghambat pengembangan lapangan migas. Apalagi, rata-rata harga gas secara
landed price di Indonesia terhitung 11,5 persen dari
Indonesian Crude Price (ICP).
"Kalau ada industri yang minta US$3 per MMBTU, bagaimana caranya?" tanya Arcandra.
Rencananya, Genting Oil akan memasok seluruh produksi gasnya bagi proyek petrokimia Ferrostaal GmbH dan PT Pupuk Indonesia (Persero) dengan besaran 170 MMSCFD. Selain itu, pemerintah meminta harga gas batas bawah (
floor price) bagi gas Kasuri senilai US$3 per MMBTU melalui surat Menteri Perindustrian yang dilayangkan tiga bulan lalu.
Tak hanya masalah harga gas Kasuri, pemerintah juga masih menunggu harga gas dari Blok Tangguh. Adapun rencananya, BP akan memasok gas sebesar 90 MMSCFD bagi Teluk Bintuni. Di dalam surat Kemenperin tersebut, masalah harga dari blok Tangguh dan Kasuri bisa selesai bulan ini.
Sebagai informasi, produksi Blok Kasuri diprediksi bisa mencapai 285 MMSCFD dan bisa onstream pada 2019 mendatang. Perusahaan asal Malaysia tersebut sebelumnya telah melakukan kegiatan eksplorasi pengeboran di 10 sumur di Lapangan Merah, Lapangan Asap, dan Lapangan Kido.
Pada awalnya, PoD Kasuri diharapkan bisa diteken pada kuartal III tahun lalu. Namun, karena masalah penyerap, jadwal PoD-nya mundur kembali ke akhir tahun lalu. Karena hal yang sama, persetujuan PoD Genting Oil ini dijadwalkan mundur lagi hingga akhir tahun tahun ini.