Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) mengaku telah mengoperasikan pembangkit listrik terapung (Marine Vessel Power Plant/MVPP) Onur Sultan berkapasitas 240 Megawatt (MW). Diharapkan, pembangkit tersebut dapat membantu menopang kebutuhan listrik di wilayah Sumatra Utara dan Aceh.
Dengan beroperasinya pembangkit ini, Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Amir Rosidin mengatakan, daya sistem kelistrikan Sumatra bagian Utara (Sumbagut) menjadi 2.233 MW. Dengan beban puncak Sumatra Utara dan Aceh sebesar 1.913 MW, maka cadangan daya Sumbagut menjadi 310 MW.
Sehingga, pembangkit ini membuat angka cadangan daya (reserve margin) listrik di Sumbagut berada di posisi 13,88 persen. Angka ini lebih baik dibandingkan posisi akhir tahun lalu, yakni sebesar 7 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tambahan daya ini sangat penting untuk keandalan sistem serta membuka ruang yang cukup untuk melayani para pelanggan baru di Sumatra Utara dan Aceh," ujarnya melalui siaran pers dikutip Selasa (20/6).
Ia melanjutkan, MVPP Onur Sultan memiliki panjang 300 meter dan lebar 50 m. Kapal ini dilengkapi dengan 24 unit Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkapasitas 18,81 MW per unitnya dan mesin Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2x15 MW.
Amir menuturkan, pembangkit terapung merupakan solusi cepat untuk memenuhi kebutuhan listrik, sembari menunggu pembangkit permanen yang akan dibangun di Sumatra. Oleh karenanya, kapal ini hanya disewa PLN selama lima tahun ke depan saja.
"Hadirnya kapal pembangkit listrik ini merupakan solusi cepat untuk pemenuhan kebutuhan listrik," katanya.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar optimistis, kebutuhan listrik saat lebaran aman dengan adanya pembangkit ini. Kendati demikian, pemerintah tetap berharap ada solusi jangka panjang demi mengatasi kebutuhan listrik.
"Ini sebuah terobosan untuk menambah daya, dari pemerintah, kami mendukung program yang bisa dengan cepat mengatasi kekurangan daya. Kedepannya, saya harap, ada solusi jangka panjang yang permanen," paparnya.
Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017 hingga 2026, regional Sumatra diharapkan bisa menambah pasokan listrik sebanyak 21 Gigawatt (GW) hingga 2026 mendatang.
Adapun, pertumbuhan konsumsi listrik selama 10 tahun ke depan dipasang sebesar 11,2 persen, dari 35 Terawatt-Hour (TWh) di tahun ini ke angka 92 TWh pada 2026 mendatang.