Jakarta, CNN Indonesia -- Segudang tanggung jawab yang diemban Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan tak jarang membuat seluruh staminanya habis terkuras. Sri Mulyani tak hanya harus merancang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tetapi juga harus memastikan seluruh anggaran tersebut sampai ke tangan masyarakat di seluruh pelosok nusantara.
Ibu dari tiga anak itu juga tak jarang harus berpelesir ke sejumlah tempat baik di dalam maupun di luar negeri untuk mewakili Indonesia dalam berbagai pertemuan internasional yang terkait dengan sektor keuangan. Padatnya akitivitas kunjungan tersebut pun tak bisa dibendung saat momentum ramadan datang.
Padahal, sebagai seorang muslim, Sri Mulyani tetap harus menjalankan kewajiban berpuasa di bulan Ramadan. Namun, dengan pekerjaan yang begitu padat, Sri Mulyani mengaku sempat terpaksa tak berpuasa selama dua hari pada Ramadan tahun ini, yaitu ketika berkunjung ke Paris, Perancis beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Panjangnya waktu tempuh menuju negara tersebut dari Indonesia yang harus dilaluinya dan berbagai acara yang harus dihadiri saat kunjungan tersebut membuat Sri Mulyani tak sanggup menyelesaikan puasanya.
"Saya dua kali jebol, itu pas di Paris. Bayangkan saja, saya terbang 15 jam. Saya sudah dehidrasi," celetuk Sri Mulyani saat berbagi pengalaman berpuasanya kepada awak media di Kementerian Keuangan, Senin (19/6).
Kendati begitu, perempuan yang pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengaku, selalu merasa bahwa bulan Ramadan merupakan bulan yang istimewa. Keistimewaan bulan tersebut menurut dia, yakni ketika bisa menyantap sahur dan buka puasa bersama dengan keluarganya.
Namun, segudang aktivitas yang harus diembannya sebagai bendahara negara, membuat Sri Mulyani tak bisa selalu memasak makanan untuk disantapnya bersama dengan keluarga saat sahur dan berbuka. Pasalnya, waktu berbuka puasa hampir selalu dihabiskannya di sela-sela jam kerjanya.
Ia pun mengaku tak bisa sering memasak saat sahur lantaran masih sulit menyesuaikan perbedaan waktu antara Indonesia dan Amerika Serikat ketiga bekerja di Bank Dunia. Maklum, ia baru kembali ke Tanah Air sekitar satu tahun belakangan setelah sebelumnya menetap di Negeri Paman Sam selama beberapa tahun.
"Kalau di Amerika, dapur itu tempat saya, saya tahu tempat menaruh bumbu, daging, segala macam. Kalau di sini, dapur itu bukan daerah jajahan saya. Lagi pula, di sini, mau apa tinggal beli. Kalau di sana, restoran Indonesia jarang, jadi saya mesti masak," kisahnya.
Satu lagi momen Ramadan yang paling dinanti oleh Sri Mulyani, yaitu momen mudik lebaran jelang perayaan Hari Raya Idul Fitri pada 25-26 Juni mendatang. Ia sendiri mengaku sudah menjadwalkan dari jauh-jauh hari untuk mudik ke Semarang demi berkumpul dengan keluarga besarnya.
Adapun ritual yang wajib dilakukan keluarga besarnya saat perayaan lebaran ialah memainkan sebuah permainan kelompok, dimana masing-masing anggota keluarga akan melebur menjadi kelompok-kelompok kecil dan berkompetisi dalam permainan tertentu. Ritual ini, menurut Sri Mulyani merupakan yang paling ditunggu lantaran semua canda dan tawa akan pecah bersama keluarga besarnya.
"Biasanya kita itu adagames, terus kumpulnya keluarga diacak. Mungkin tahun ini (games-nya memainkan aplikasi) Boomerang, katanya mau bikin kelompok yang paling kreatif. Kalau dulu biasanya menyanyi karena Bapak saya suka bikin lagu, jadi suka bikin lagu bersama-sama," ceritanya.