Jakarta, CNN Indonesia -- Italia menggelontorkan dana sebesar €17 miliar atau sekitar Rp250 triliun guna menyelamatkan dua bank, Banca Popolare di Vicenza dan Veneto Banca yang tengah menghadapi kegagalan.
Aksi tersebut dilakukan pada akhir pekan ini, setelah sebelumnya memperoleh peringatan dari Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB).
Dikutip dari
CNN Money, ini bukan kali pertama Italia, menambal sektor keuangannya yang rapuh. Pada akhir tahun lalu, Italia terpaksa harus menjanjika miliaran euro untuk menyelamatkan bank tertua di di dunia, Monte dei Paschi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan rencana yang diumumkan pada hari Minggu (25/6), pemerintah Italia akan membayar €4,8 miliar atau sekitar Rp70,4 triliun secara tunai dan memberikan garansi sebesar €12 miliar atau sekitar Rp176 triliun. Dengan demikian Intesa Sanpaolo (IITSF), salah satu bank terbesar di negara tersebut, dapat Mengambil alih bagian-bagian yang lebih sehat dari dua bank regional tersebut. Adapun aset yang bermasalah akan ditutup.
Kerugian yang ditimbulkan Banca Popolare di Vicenza dan Veneto Banca akibat kredit macet mencapai €3,5 miliar atau sekitar Rp51 triliun. EBC yang menjadi pengawas bank di Eropa pun pada Jumat (23/6) menyebut kedua bank tersebut tidak memiliki cukup uang untuk bertahan hidup.
Intesa kemudian pada hari ini menyebutkan, pihaknya telah membayar sebesar €1 atau sekitar Rp14.664 sebagai 'harga tanda' untuk bisnis bank tersebut. Harga saham Intesa pun meningkat 3,5 persen pada pembukaan perdagangan, menunjukkan persepsi positif investor terhadap aksi beli tersebut.
Bank-bank Italia telah berjuang dengan biaya dana dan operasional yang tinggi dan tingkat pengembalian yang rendah selama bertahun-tahun. Miliaran euro pinjaman pun memburuk karena stagnansi ekonomi yang terjadi dalam satu dekade terakhir.
Kredit macet sekitar €360 miliar atau sekitar Rp5.300 triliun telah membebani bank-bank Eropa Italia. Jumlahnya hampor sepertiga dari keseluruhan zona Uni Eropa (UE).
Aturan penyelamatan bank UE mewajibkan investor (pemegang saham dan pemegang obligasi) bukan pembayar pajak, untuk menanggung beban penyelamatan. Namun, Badan Eksekutif Uni Eropa memberikan lampu hijau pada pemerintah Italia untuk melakukan intervensi meski menggunakan uang publik.
Komisi Eropa dalam sebuah pernyataan menyebut, dana negara dapat digunakan selama pemegang saham dan pemegang obligasi junior menanggung beban biaya, serta rencana tersebut tidak terlalu banyak mengurangi persaingan industri.
Pemerintah Italia pun mengatakan bahwa pendekatannya bertujuan untuk melindungi bisnis, pekerjaan dan penabung yang bergantung pada dua bank tersebut.