Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) mengatakan telah memulai melakukan pembangunan terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) baru di Sukabumi, Jawa Barat. Pembangunan terminal dilakukan guna mengurangi beban terminal BBM Pelumpang. Rencananya, terminal BBM itu sudah bisa beroperasi tiga hingga empat tahun mendatang atau pada 2020-2021.
Vice President Fuel Retail Marketing Pertamina Jumali mengatakan, pembangunan terminal BBM sudah bisa dilakukan karena perseroan sudah memiliki lahan mandiri di Cimangkok. Meski pembangunan belum terealisasi, terminal BBM ini dikatakannya sudah mengantongi izin.
"Perizinan sudah ada, tanah sudah ada. Sekarang kami akan masuk ke persiapan pipa," papar Jumali ditemui di Gedung Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas), Senin (3/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Persiapan pipa menurut dia, dilakukan guna menyambungkan infrastruktur sarana penyalur BBM dari terminal BBM Padalarang menuju terminal BBM Sukabumi. Rencananya, pipa ini akan menyalurkan BBM yang diolah di kilang milik perusahaan di Cilacap, Jawa Tengah.
Jumali melanjutkan, terminal BBM ini sedianya bisa menyalurkan BBM sebanyak 2.500 hingga 3 ribu kilo liter (kl) per hari ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Bogor, Sukabumi, dan Cianjur. Dengan demikian, pembangunan terminal ini bisa membantu mengurangi beban terminal BBM di Plumpang, Jakarta Utara.
Adapun, saat ini terminal BBM Plumpang menyalurkan BBM sebanyak 14.250 kl per hari yang ditujukan kepada 876 SPBU di wilayah Jawa bagian barat. Dengan demikian, terminal BBM Plumpang menyalurkan 16,37 persen dari total SPBU seluruh Indonesia sebanyak 5.437 SPBU.
"Jadi diharapkan ini bisa mengurangi beban plumpang. Ini sebenarnya program lama, hanya diaktifkan kembali," jelasnya.
Selain di Sukabumi, terminal BBM baru rencananya akan dibangun di tempat lain. Senior Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina Gigih W. Irianto menuturkan, saat ini perusahaan sudah mengantongi calon-calon lokasi.
Pembangunan terminal BBM baru ini ditujukan untuk memecah beban terminal BBM Plumpang. Di masa depan, ia berharap beban penyaluran Plumpang hanya mencapai 7.125 kl per hari, atau 50 persen dari beban saat ini.
"Namun, untuk mengetahui lokasi terminal BBM baru, maka perlu dilakukan pendekatan ke titik-titik demand yang ada di Jabodetabek. Lokasinya tentu saja harus strategis," imbuhnya.
Sebelumnya, Pertamina memiliki wacana untuk membangun terminal BBM baru karena kondisi terminal BBM Plumpang sudah dianggap kritis. Selain beban penyaluran yang cukup banyak, aspek keamanan menjadi masalah. Pasalnya, semakin banyak warga yang bermukim di kawasan sekitar terminal BBM.
"Mungkin belum bisa dilakukan realisasi dalam waktu dekat, karena kami kan bekerja sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahunan. Kajian mungkin dilakukan tahun ini, karena proyek ini sudah masuk prioritas direksi," jelas Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito.
Hingga akhir tahun 2016, penjualan BBM Pertamina tercatat sebesar 64,63 juta kl atau meningkat 2,8 persen dibanding tahun sebelumnya 61,8 juta kl. Konsumsi itu terdiri dari penugasan BBM penugasan sebesar 23,78 juta kl, penjualan Bahan Bakar Khusus (BBK) sebesar 10,65 juta kl, BBM umum sebesar 11,15 juta kl, aviasi sebesar 5,2 juta kl, dan BBM industri dan perkapalan sebesar 13,85 juta kl.