Pertamina 'Pedekate' Tiga Perusahaan Migas Asing

CNN Indonesia
Kamis, 08 Jun 2017 15:04 WIB
PT Pertamina (Persero) menyatakan telah melakukan pembicaraan dengan tiga perusahaan untuk memperkuat geliatnya di sektor hulu migas internasional.
PT Pertamina (Persero) menyatakan telah melakukan pembicaraan dengan tiga perusahaan untuk memperkuat geliatnya di sektor hulu migas internasional. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) menyatakan telah melakukan pembicaraan dengan tiga perusahaan untuk memperkuat geliatnya di sektor hulu migas internasional. Ketiga perusahaan yang dimaksud adalah ConocoPhilips, Petronas, dan Marubeni.

Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengatakan, pembicaraan tersebut masih dalam sebatas tukar pikiran (brainstorming) dan belum mengarah ke kerja sama resmi. Obrolan itu, lanjutnya, dilakukan dalam helatan Indonesian Petroleum Association (IPA) pertengahan bulan Mei silam.

Di dalam pembicaraan tersebut, Pertamina berharap bisa memperoleh hak partisipasi (Participating Interest/PI) di proyek-proyek migas kelolaan tiga perusahaan yang dimaksud. Dengan demikian, Pertamina bisa meningkatkan portofolio produksinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu itu saya bertanya kepada tiga perusahaan ini, kalau memang mereka mau mengembangkan blok migas di belahan dunia mana pun, apakah Pertamina masih boleh ikut untuk memiliki hak partisipasi? Katakanlah, jika produksi mereka 100 ribu barel per hari, kami bisa dapatkan 10 ribu barel jika hak partisipasinya dapat 10 persen," kata Elia kepada CNNIndonesia.com di Gedung DPR, Kamis (8/7).

Dalam hal ini, Pertamina mencontoh beberapa perusahaan trading asal Jepang yang berhasil jadi perusahaan besar hanya dengan mencaplok hak partisipasi di beberapa blok migas.

Di samping itu, menurutnya, Pertamina tak perlu memaksa mengincar hak partisipasi mayoritas di segala proyek hulu migas. Meski memiliki hak partisipasi minoritas, Pertamina masih bisa meningkatkan portfolio produksi asal keikutsertaan ini tersebar dimana-mana.

"Selama ini kan seolah-olah kami harus akuisisi, dalam artian menjadi operator blok migas dulu kalau mau dapat minyak. Padahal, perusahaan asal Jepang tidak seperti itu. Yang penting, kami bisa punya bagian produksi yang dibawa ke dalam negeri," lanjutnya.

Ia melanjutkan, aksi korporasi ini juga bisa mempercepat pengadaan minyak mentah demi kepentingan kilang Pertamina. Selama ini, Pertamina harus melalui proses lelang yang lama untuk mendapatkan minyak.

Namun, jika memiliki hak partisipasi di blok migas internasional, Pertamina bisa langsung memperoleh produksi tanpa melalui proses yang berbelit-belit.

Apalagi, kebutuhan minyak mentah diprediksi terus meningkat karena kapasitas kilang Pertamina rencananya akan meningkat dari 1,04 juta barel ke angka 2,3 juta barel. Sementara itu, produksi minyak perseroan hingga kuartal I lalu hanya sebesar 337 ribu barel per hari, atau tidak mencukupi untuk memasok kilang perusahaan.

"Capek juga impor 1 juta crude dengan proses tender-tender seperti itu terus. Kami harus mengamankan pasokan demi produksi kilang yang dimiliki," imbuhnya.

Meski demikian, ia mengaku strategi pencaplokan hak partisipasi ini membutuhkan dana yang tak sedikit. Untuk itu, usulan ini rencananya masih akan didiskusikan dengan pemegang saham.

"Kalau disetujui sih, kami inginnya akan bicara ke seluruh perusahaan agar mau bermitra dengan Pertamina. Memang nature-nya bisnis hulu migas kan sharing," pungkas mantan bos PT Perkebunan Nasional III ini.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER