Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak ditutup menguat tipis pada hari Kamis (6/7) waktu Amerika Serikat (AS) setelah didorong oleh penurunan produksi AS yang lebih besar dari ekspektasi.
Dikutip dari Reuters, Energy Informastion Administration (EIA) AS melaporkan, aktivitas kilang meningkat dan impor berkurang. Kondisi tersebut membuat persediaan minyak tercatat 6,3 juta barel ke angka 502,9 juta barel. Padahal, analis sebelumnya memperkirakan penurunan produksi 2,3 juta barel. Adapun, angka persediaan ini merupakan yang terlemah sejak Januari silam.
Di samping itu, EIA juga memperlihatkan penurunan di persediaan minyak sebesar 3,7 juta barel di pekan lalu, atau melebihi ekspektasi analis sebesar 1,1 juta barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sentimen itu membuat harga
West Texas Intermediate (WTI) kembali memantul sebesar US$0,39 per barel ke angka US$45,52 per barel. Sementara itu, harga
Brent berjangka meningkat US$0,32 per barel ke angka US$48,11 per barel.
Investor yakin organisasi negara-negara pengekspor minyak dunia (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) harus ikut mengurangi produksi untuk mengimbangi pertumbuhan produksi minyak non-konvensional AS.