Ekspor Opec Meningkat, Harga Minyak Turun 4 Persen

CNN Indonesia
Kamis, 06 Jul 2017 07:05 WIB
Harga Brent berjangka ditutup melemah ke angka US$47,79 per barel, sedangkan harga West Texas Intermediate (WTI) melemah ke angka US$45,13 per barel.
OPEC tercatat melakukan ekspor sebesar 25,92 juta barel per hari di bulan lalu, meningkat 450 ribu barel per hari dibanding bulan Mei. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah melemah 4 persen pada hari Rabu (5/7) waktu Amerika Serikat. Pelemahan tersebut seiring peningkatan ekspor dari negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan penguatan nilai tukar Dolar terhadap mata uang lain.

Dikutip dari Reuters, ekspor minyak dari OPEC meningkat di bulan Juni silam. OPEC tercatat melakukan ekspor sebesar 25,92 juta barel per hari di bulan lalu, meningkat 450 ribu barel per hari dibanding bulan Mei. Namun, ekspor tersebut meningkat 1,9 juta barel per hari dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Kenaikan ini muncul di tengah komitmen OPEC untuk membatasi produksi hingga Maret 2018. Adapun kenaikan itu timbul dari Nigeria dan Libya yang memang dikecualikan dari kesepakatan pemangkasan produksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Rusia menolak proposal OPEC untuk membatasi produksi lebih jauh di dalam pertemuan antar menteri OPEC di bulan lalu.

Di sisi lain, penguatan nilai tukar Dolar juga menekan harga minyak. Adapun sejauh ini, nilai tukar Dolar mendekati titik tertinggi dalam sepekan terakhir.

Hasilnya, harga Brent berjangka ditutup melemah US$1,82 per barel ke angka US$47,79 per barel. Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) melemah US$1,94 per barel ke angka US$45,13 per barel.


Namun, harga kemudian membaik pasca penutupan perdagangan setelah American Petroleum Institute mencatat penurunan persediaan minyak sebesar 5,8 juta barel ke angka 503,7 juta barel pada pekan lalu. Angka ini melebihi ekspektasi sebelumnya, di mana persediaan minyak akan turun 2,3 juta barel.

Setelah ini, pelaku pasar juga tengah menunggu data dari Energy Information Administration (EIA) AS di hari ini.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER