Balikpapan, CNN Indonesia -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengimbau agar perencanaan pemindahaan ibu kota dan pusat administratif pemerintah dilakukan dengan cermat. Pasalnya, fiskal tengah menjadi tantangan perekonomian nasional.
"Kita kan tahu bahwa salah satu tantangan adalah fiskal. Jadi, kalau ingin memindahkan ibu kota, tentu kita mesti pelajari dengan baik dan nanti direncanakan dengan baik. Tetapi, saya sendiri, akan terus mengikuti ini," ujar Agus usai menghadiri Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah di Balikpapan, Jumat (14/7) lalu.
Menurut Agus, rencana pemindahan ibu kota sejauh ini masih sebatas wacana. Oleh karenanya, Agus emoh berkomentar banyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanya apakah bank sentral akan ikut memindahkan kantor pusat jika pemerintah memindahkan pusat administrasi negara, Agus tidak bisa menjawab.
"Tidak, saya tidak bisa jawab itu, kan (pemindahan ibu kota) sekarang masih wacana," jawabnya sembari tersenyum.
Sehari sebelumnya, di kota yang sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan tak ingin membahas soal pemindahaan ibu kota, mengingat rencana itu masih dalam tahap kajian.
Meskipun kandidat calon ibu kota telah mengerucut menjadi tiga provinsi, Jokowi enggan menyebutkan nama daerah secara spesifik untuk mencegah harga tanah melambung.
"Kalau saya buka di Kalimantan Timur, misalnya Beurau, nanti semua orang beli tanah di sana. Harga tanah langsung melambung," tutur Jokowi.
Sebagai informasi, saat ini, kajian pemindahaan ibu kota masih dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang PS Brodjonegoro menyebutkan, kajian tersebut merogoh kocek negara sekitar Rp7 miliar. Pemerintah menargetkan kajian tersebut rampung tahun ini sehingga persiapan pemindahaan ibu kota bisa direalisasikan tahun depan.