CIMB Niaga: Kredit Perbankan Bisa Tumbuh 10 Persen

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Selasa, 18 Jul 2017 02:57 WIB
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) memprediksi, hal itu seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih menggeliat di kuartal II hingga semester II.
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) memprediksi, hal itu seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih menggeliat di kuartal II hingga semester II. (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) memprediksi, kredit perbankan bisa tumbuh hingga 9-10 persen hingga akhir tahun ini.

Chieft Economist Bank CIMB Niaga Adrian Panggabean menilai, industri perbankan secara keseluruhan akan stabil sepanjang semester II 2017. Hal ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih menggeliat di kuartal II hingga semester II.

"Jadi karena perekonomian naik, orang jadi bisa meminjam dana di bank. Uang lebih berputar," ungkap Adrian, Senin (17/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II diprediksi mencapai 5,1 persen. Angka itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuartal I 2017 sebesar 5,01 persen. Adrian menyebut, hal ini ditopang oleh pertumbuhan di pasar tenga kerja dan persepsi risiko investor asing.

"Kondisi ini juga didukung oleh pergerakan rupiah yang stabil di tengah fluktuasi pasar aset global, rupiah ter apresiasi 0,8 persen (ytd)," papar Adrian.

Sementara, untuk likuiditas perbankan tetap akan stabil karena Dana Pihak Ketiga (DPK) diprediksi tumbuh 11-13 persen. Artinya, perbankan tetap memiliki dana untuk menyalurkan dana kepada calon debitur.

"Untuk pertumbuhan sampai 10 persen bisa lah, kan DPK bisa sampai 13 persen jadi banyak uang lah," terang dia.

Salah satu hal yang mendorong DPK, yakni masyarakat yang memiliki pendapatan tetap per bulannnya meningkat seiring dengan tumbuhnya jumlah tenaga kerja. Ia mengakui, merosotnya jumlah belanja konsumen bukan karena lemahnya daya beli masyarakat, melainkan pilihan masyarakat yang menabung uangnya di bank.

Adapun, untuk rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) sendiri diprediksi tetap stabil atau tidak memburuk dari posisi semester I 2017.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memaparkan, posisi NPL pada bulan Mei 2017 di level 3,07 persen, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu 3,11 persen. Adrian pun memproyeksi NPL pada Juni 2017 masih di kisaran 3 persen.

"Stabil didorong perekonomian. Jika perekonomiannya membaik maka yang mengemplang utang tidak ada. Kredit naik kan ada pemasukan," tutup Adrian. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER