Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), dan PT Indonesia Infrastructure Finance (Persero) mengucurkan kredit sindikasi sebesar US$145 juta atawa sekitar Rp1,9 triliun kepada PT Meppogen, anak usaha Sintesa Group.
Direktur Utama CIMB Niaga Tigor Siahaan mengatakan, fasilitas kredit ini diberikan ke mitranya untuk membiayai ekspansi Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Gunung Megang di Sumatra Selatan. Saat ini, PLTGU Gunung Megang berkapasitas 110 Megawatt (MW), diharapkan menjadi 150 MW.
Pencairan pinjaman sindikasi yang digawangi oleh CIMB Niaga itu rencananya akan dilakukan dalam tiga tahap, yakni pertama, sebesar US$75 juta. Kedua, pinjaman revolving US$10 juta per tahun selama tiga tahun, dan ketiga, US$40 juta. "Bunga pinjaman kredit sebesar 7 persen plus 3," ujarnya, seperti dikutip ANTARA, Rabu (7/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Tigor menuturkan, perseroannya membiayai sindikasi proyek pembangkit listrik tersebut sebagai wujud komitmen CIMB Niaga dan CIMB Niaga Syariah dalam mendukung pemerintah mengembangkan infrastruktur, khususnya di sektor energi ramah lingkungan.
Adapun, CIMB Niaga memberikan pinjaman sekitar US$85 juta dalam sindikasi tersebut, dimana sebesar 30 persen di antaranya merupakan pinjaman dari unit usahanya, CIMB Niaga Syariah. Sementara, porsi pinjaman yang diberikan SMI sebesar US$37,5 juta dan IIF sebesar US$27,5 juta.
Selain fasilitas pembiayaan, sambung Tigor, perseroannya juga menyediakan layanan perbankan lainnya kepada Meppogen, seperti trading, biz-channel, agency services, serta produk-produk forex dan hedging.
Direktur Utama Sintesa Group Shinta Wijaya Kamdani mengaku, berniat mengembangkan energi ramah lingkungan dan energi terbarukan lainnya melalui dua strategi utama, yakni pertumbuhan organik dan anorganik.
"Kami akan ekspansi menambah kapasitas PLTGU Gunung Megang milik Meppogen dari kapasitas 110 MW menjadi 15 MW melalui teknologi combined cycle system," imbuhnya.
Energi ramah lingkungan berupa energi bersih harus terus didorong sejalan dengan hasil Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Dunia di Paris, di mana Indonesia teIah berkomitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2030 nanti sebesar 29 persen atas upaya sendiri, dan hingga 41 persen dengan bantuan dan kerja sama internasional demi menjaga kenaikan suhu rata-rata bumi di bawah 2 persen.
Selain mengembangkan PLTGU Gunung Megang di Sumatera Selatan, Sintesa Group juga sedang dalam tahap pra-eksporasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTB) berkapasitas 110 MW di Provinsi Banten.
Direktur Pelaksana and Direktur Investasi Harold Tiptadjaja berharap, sindikasi ini akan menjadi katalisator dalam percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia, disamping juga meningkatkan partisipasi swasta dalam pembiayaan infrastruktur.
"Dalam pelaksanaannya, IIF juga menjamin pengerjaan proyek dalam prinsip berwawasan lingkungan, sehingga bisa menjadi acuan bagi perusahaan lain dalam pembangunan infrastruktur yang bertanggungjawab terhadap kondisi sosial dan lingkungan sekitar," tegas Harold.
(bir/gen)