Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatatkan laba bersih pada paruh pertama tahun ini sebesar Rp1,27 triliun, naik 21,95 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu
(year on year/yoy) Rp1,04 triliun.
"Capaian kami di atas industri. Kalau total laba industri naik 17,2 persen, laba BTN tumbuh 22 persen," tutur Direktur Utama BTN Maryono dalam konferensi pers, Senin (24/7).
Maryono mengungkapkan, kenaikan laba BTN di paruh pertama tahun ini ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih perseroan, seiring naiknya penyaluran kredit dan penghimpunan simpanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tercatat pendapatan bunga bersih tumbuh 14,13 persen (yoy) menjadi Rp4,2triliun. Sementara, pendapatan operasional lainnya sebesar Rp791miliar atau tumbuh 35,3 persen (yoy) sebesar Rp584 miliar.
Dari sisi bisnis, BTN telah menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp177,4 triliun atau tumbuh 18,81 persen (yoy). Pertumbuhan tersebut disumbang oleh penyaluran KPR yang mencapai Rp159,73 triliun atau tumbuh 17,68 persen (yoy).
Kredit KPR bersubsidi tercatat tumbuh 28,34 persen (yoy) menjadi Rp63,99 triliun, sedangkan KPR non subsidi tercatat tumbuh 11,09 persen (yoy) menjadi Rp63,49 triliun.
Di sisi lain, BTN juga mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit non perumahan sebesar 30,15 persen (yoy) menjadi Rp17,66 triliun.
Sementara itu, dari sisi kualitas kredit, BTN mencatatkan penurunan rasio kredit bermasalah
(Non Performing Loan/NPL). Secara
gross, NPL BTN pada semester pertama tahun ini tercatat 3,23 persen atau turun dari periode yang sama tahun lalu 3,41 persen.
Direktur BTN Nixon Napitupulu mengungkapkan, penurunan NPL perseroan terjadi pada semua sektor. Di sektor KPR, NPL turun dari 2,8 persen ke 2,69 persen. Hal sama juga terjadi pada NPL kredit komersial yang melorot dari 7,05 persen ke 6,23 persen. Rasio pembiayaan syariah perseroan juga turun dari 1,32 persen menjadi 0,88 persen.
"Penurunan NPL berasal dari kombinasi strategi mulai mulai dari restrukturisasi kredit, penagihan, maupun penjualan jaminan," ujar Nixon.
Lebih lanjut, pada paruh pertama tahun ini, perusahaan telah menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp159,12 triliun atau naik 18,26 persen (yoy). Porsi simpanan didominasi oleh deposito sebesar Rp84,36 triliun atau tumbuh 16,16 persen. Kemudian, giro menyusul sebesar Rp41, 73 triliun naik 25,97 persen, dan tabungan tumbuh 14,69 persen menjadi Rp33, 04 triliun.
Adapun pertumbuhan aset perseroan tercatat capai 18,23 persen menjadi Rp224,06 triliun