Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia tercatat mengalami inflasi sebesar 0,22 persen secara bulanan (month on month/mom) pada Juli 2017. Besaran inflasi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu tercatat sebesar 0,69 persen.
Adapun inflasi tahun kalender (year to date/ytd) tercatat 2,6 persen dan inflasi tahunan sebesar 3,88 persen (year on year/yoy).
Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto menjelaskan, inflasi terjadi pada 59 kota dengan catatan inflasi tertinggi di kota Bau-Bau dan inflasi terendah di kota Meulaboh. Sementara itu, 23 kota tercatat mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi di kota Merauke dan deflasi terendah di Metro dan Probolinggo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi didorong kelompok oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,57 persen dengan andil sebesar 0,1 persen. Disusul oleh kelompok pendididkan, rekreasi dan olahraga yang mencatatkan inflasi sebesar 0,62 persen dengan andil sebesar 0,05 persen.
Sementara itu, deflasi dialami oleh kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,08 persen dengan andil deflasi sebesar 0,01 persen.
"Beberapa bahan pangan menyumbang deflasi, yakni bawang putih, daging, ayam ras, beras dan cabai Merah," ujar Suhariyanto dalam pengumuman inflasi Juli 2017 di Jakarta, Selasa (1/8).
Berdasarkan komponennya, pada Juli 2017, inflasi inti tercatat sebesar 0,26 persen dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,16 persen. Adapun harga diatur pemerintah mencatatkan inflasi 0,07 persen dengan andil 0,02 persen, sedangkan harga yang bergejolak mencatatkan inflasi sebesar 0,17 persen dengan andil sebesar 0,04 persen.