Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meyakini, laju inflasi sebesar 4,0 persen di akhir tahun berada dalam genggaman pemerintah.
Pasalnya, inflasi secara bulanan (
month-to-month/mtm) pada Juli 2017 terbilang rendah, hanya 0,22 persen dan secara tahun berjalan (
year-to-date/ytd) baru mencapai 2,6 persen.
Untuk diketahui, inflasi Juli 2017 tersebut merupakan yang terendah dalam enam tahun terakhir secara tahunan. Pada tahun lalu, inflasi pada Juli tercatat sebesar 0,69 persen, kemudian berturut-turut di tahun 2015 sebesar 0,93 persen, tahun 2014 sebesar 0,93 persen, tahun 2013 sebesar 3,29 persen, dan 2012 sebesar 0,7 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, laju inflasi yang bisa dicapai pemerintah tak sampai perubahan target inflasi pada asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 sebesar 4,3 persen, yang pada pekan lalu disetujui di Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"Kita melihat tahun ini kita bisa inflasi pada angka 4,0 persen. Bahkan kita berusaha betul supaya sedikit di bawah itu. Tapi kalau 4,0 persen itu iya (bisa dicapai)," ujar Darmin di Kementerian Keuangan, Selasa (1/8).
Sementara, untuk tantangan inflasi di sisa lima bulan terakhir di tahun ini, yaitu jelang perayaan Idul Adha pada 1 September dan peringatan Natal di 25 Desember mendatang, disebutnya tak cukup besar.
Pasalnya, hal ini terlihat dari kemampuan pemerintah mengendalikan laju inflasi di jelang Idul Fitri lalu, yang biasanya mudah mengunjang inflasi dari sisi tingkat harga pangan bergejolak (
volatile foods). "Sekarang, lebaran saja kami tidak kebobolan kok," imbuh Darmin.
Kendati ada kepercayaan inflasi terjaga sampai akhir tahun, namun Darmin belum ingin percaya diri bahwa inflasi rendah mampu menggairahkan kembali lesunya daya beli masyarakat di sepanjang semester I 2017, yang kerap dikeluhkan pelaku usaha industri ritel.
"Pada dasarnya, inflasi itu tidak bisa langsung dikenakan untuk mengukur daya beli karena pertumbuhan ekonomi itu sudah dikeluarkan inflasinya. Itu banyak hal, masih harus kami cari dulu datanya apa sih persisnya," terang Darmin.
Adapun pada pagi ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, laju inflasi Juli 0,22 persen karena didorong kelompok oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,57 persen dengan andil sebesar 0,1 persen. Disusul oleh kelompok pendididkan, rekreasi dan olahraga yang mencatatkan inflasi sebesar 0,62 persen dengan andil sebesar 0,05 persen.
Sementara itu, deflasi dialami oleh kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,08 persen dengan andil deflasi sebesar 0,01 persen. "Beberapa bahan pangan menyumbang deflasi, yakni bawang putih, daging, ayam ras, beras dan cabai merah," kata Kepala BPS Suhariyanto.
Berdasarkan komponennya, pada Juli 2017, inflasi inti tercatat sebesar 0,26 persen dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,16 persen. Adapun tingkat harga diatur pemerintah (
administered price) inflasi sebesar 0,07 persen dengan andil 0,02 persen. Sedangkan volatile foods mengalami inflasi sebesar 0,17 persen dengan andil sebesar 0,04 persen.