Jakarta, CNN Indonesia -- Serikat Pekerja PT Jakarta International Container Terminal (JICT) menyatakan bakal tetap melakukan aksi mogok kerja meski jumlah pesertanya menyusut.
Sekretaris Jenderal Serikat Pekerja JICT Firmansyah menuturkan, mogok kerja akan dilakukan hingga tuntutannya dipenuhi. Dengan demikian, ia yakin mogok kerja bisa berjalan sesuai waktu yang ditentukan, yakni 10 Agustus mendatang.
"Insyallah tetap berjalan seperti rencana. Tetap akan melakukan aksi," ujarnya saat dikonfirmasi
CNNIndonesia.com, Jumat (4/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia melanjutkan, saat ini jumlah pekerja JICT yang mengikuti demo sekitar 500 orang. Firman tak menampik jika jumlah ini berkurang, namun ia memastikan bahwa orang yang mengundurkan diri dari aksi ini bukanlah anggota serikatnya.
"Kan ini ada serikat pekerja lain, tidak hanya kami saja. Kami tetap melakukan aksi kok," paparnya.
Selama masa mogok kerja, sudah dilakukan mediasi dengan manajemen ihwal tuntutan pekerja. Sayang, hingga saat ini, belum ada titik terang terkait hal tersebut.
"Mediasi sih sudah dilakukan namun tetap tak ada keputusan," paparnya.
Sebagai informasi, sebanyak 200 orang pekerja dikabarkan telah meneken pernyataan di atas meterai dan ditujukan kepada direksi agar tidak ikut aksi mogok. Sehingga, jumlah peserta aksi mogok kerja menurun pada hari ini.
Sebelumnya, ratusan pekerja PT Jakarta International Container Terminal (JICT) dilaporkan tidak akan ikut mogok kerja lagi.
"Sampai sore ini (3/8) yang telah meneken pernyataan di atas meterai dan ditujukan kepada direksi untuk tidak ikut aksi mogok sudah lebih dari 200 orang. Saya yakin akan makin banyak rekan pekerja yang lebih memilih mengikuti aturan perusahaan," kata Supervisor Operator RTGC Maintenance Mufti Ali, dikutip dari Antara, Jumat (4/8)
Sebelumnya, Serikat Pekerja PT JICT mulai 3 Agustus hingga 10 Agustus berencana melakukan mogok kerja, terbukti pada hari Kamis (3/8) sekitar 650 pekerja melakukan mogok kerja dan melumpuhkan kegiatan bongkar muat di terminal JICT. Mufti adalah salah satu pekerja JICT yang ikut menandatangani surat pernyataan kepada direksi JICT.
Pekerja lain di bagian Foreman Gate Service, Pancarno Sumatomo mengaku bahwa mayoritas pekerja dihadapkan pada situasi sulit pada saat ini. Pancarno hingga kini sudah bekerja lebih dari 10 tahun di JICT.
"Menolak mogok akan mendapat tekanan dari SP JICT. Namun, jika ikut mogok juga mengingkari hati nurani. Jujur, kami hanya ingin bekerja baik dan tidak menginginkan ini terjadi," kata Pancarno.