Danai LRT, Perbankan Bakal Kucurkan Rp16 Triliun

CNN Indonesia
Jumat, 04 Agu 2017 15:50 WIB
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menyatakan, sekitar 70 persen pembiayaan proyek LRT akan dipenuhi melalui pinjaman perbankan.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menyatakan, total dana yang berasal dari perbankan sebesar Rp18 triliun-Rp19 triliun. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menegaskan skema pembiayaan proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) sudah selesai dikaji dengan model baru.

Staf Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Septian Hario Seto memaparkan, sebagian besar kebutuhan dana proyek LRT atau sekitar 70 persen akan dipenuhi melalui pinjaman perbankan yang akan dijamin oleh negara.

Artinya, total dana yang berasal dari perbankan sekitar Rp16 triliun. Menurut Seto, beberapa bank yang sudah menyatakan minatnya, yakni Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Central Asia (BCA), dan Bank CIMB Niaga.

"Dari mereka, utang yang mereka ambil ini mereka bisa jual lagi, misalnya ke Black Rock, karena kalau dilihat bunganya 8,25 persen dijamin pemerintah. Kalau utang pemerintah sekarang obligasi kan sekitar 7 persen," papar Seto, Jumat (4/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain utang perbankan, jelas Seto, pemerintah juga tengah melakukan pendekatan dengan beberapa fund manager untuk ikut berpartisipasi. Tak hanya itu, skema investasi dari dana pensiun (dapen) pun juga sedang dikaji oleh pemerintah.

"Jadi dari bank ada re-sharing, dari Rp16 triliun dia pakai nanti bisa dibagi-bagi. Nanti kalau dana tabungan haji mau pun bisa karena ini juga relatif aman. Dijamin pemerintah pokok dan bunganya," ungkap Seto.

Seto merinci, total pembangunan proyek LRT tahap 1 ini mencapai Rp26,7 triliun. Angka itu terdiri dari prasarana sebesar Rp21,7 triliun dan sarana Rp5 triliun. Awalnya, pemerintah sempat melakukan pengkajian untuk meminjam perbankan hingga 100 persen dan akan dicicil pada 10 tahun kemudian.

Namun, ia menambahkan, jika dicicil, maka biaya akan membengkak karena tingkat suku bunga yang tinggi. Sehingga, hal itu akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Kalau kami hitung-hitung beban bunganya sendiri bisa mencapai 10 triliun. Jadi proyek ini bisa membengkak mungkin dari Rp21,7 triliun tambah Rp10 triliun jadi Rp31,7 triliun, kemudian ditambah sarananya Rp5 triliun itu sekitar Rp37 triliun," ujarnya.

Nantinya, untuk pembayaran utang akan dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) karena biaya yang diberikan perbankan akan diberikan langsung ke KAI sebagai operator. Pembayaran utang akan dilakukan melalui alur kas LRT itu sendiri.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah akan memberikan subsidi sekitar Rp19 triliun selama 12 tahun. Namun, jumlah itu bisa berkurang seiring dengan tumbuhnya penumpang LRT yang diprediksi naik 5 persen setiap tahun.

"Selama 12 tahun naik dari 260 ke 400," kata Budi.

Untuk tarifnya sendiri, pemerintah berencana menetapkan dengan harga Rp12 ribu. Maka, jika pertumbuhan penumpang dapat terealisasi sesuai dengan harapan per tahunnya maka akan memberikan pendapatan yang baik bagi KAI. Sehingga, subsidi untuk LRT Jabedebek bisa dialihkan untuk pembangunan infrastruktur lainnya.

"Kalau bisa uang bisa digunakan untuk Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan lain-lain," pungkas Budi.

CATATAN REDAKSI: Judul mengalami perubahan angka dari "Danai LRT, Perbankan Bakal Kucurkan Rp19 Triliun" menjadi "Danai LRT, Perbankan Bakal Kucurkan Rp16 Triliun. Perubahan angka dikarenakan kekeliruan informasi yang disampaikan pihak narasumber. Redaksi mohon maaf. Terimakasih.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER