Jakarta, CNN Indonesia -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) tengah mengkaji penambahan jumlah stasiun pada proyek
Light Rail Transit (LRT). Hal tersebut dilakukan seiring hasil analisis lembaga konsultan yang menunjukkan adanya potensi tambahan penumpang di jalur-jalur LRT yang belum direncanakan untuk dibangun stasiun.
Kepala Divisi LRT Ahmad Najib Tawangalun menuturkan, ada kemungkinan penumpang-penumpang LRT yang potensial tidak bisa terangkut karena tidak disediakan stasiun. Hal ini diketahui dari hasil analisis lembaga konsultan Price Waterhouse Cooper (PWC) terkait potensi pengembangan proyek LRT kedepan.
Seiring hasil analisis tersebut, perusahaan tak hanya berniat mengkaji jumlah stasiun, tetapi juga letaknya. Kajian tersebut akan saat ini tengah dikerjakan Kementerian Perhubungan bersama dengan PT Adhi Karya (Persero) Tbk selaku kontraktor proyek. Dalam waktu dekat, ia harap hasilnya sudah dapat diketahui.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, kalau stasiun, masih memungkinkan untuk dikaji kembali melihat potensi masyarakatnya. Kalau ada pertumbuhan, ada banyak perumahan, siapa tahu kelewatan (potensi ini)," ujar Najib di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Senin (31/7).
Selain itu, kajian ulang ihwal stasiun dilakukan karena proyek LRT akan diintegrasikan dengan pengembangan properti yang terintegrasi dengan jaringan transportasi publik
(Transit Oriented Development/TOD). Rencananya, KAI dipercaya untuk memimpin pengembangan berbasis TOD, yang nantinya bisa meningkatkan tingkat keekonomian proyek.
"Kami diminta sebagai
leader untuk TOD, di mana kami dan tim diberikan tugas untuk
review apakah posisi stasiun sudah sesuai atau belum. Tentu ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat," jelasnya.
Melengkapi ucapan Najib, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap pihak swasta mau masuk dalam pengembangan TOD dengan melelangkan beberapa konsep TOD. Sehingga, ia tak mau TOD ini dikerjakan langsung oleh KAI karena takut biaya investasinya bisa bengkak.
"Kami harapkan dengan swasta itu juga bisa
sharing, karena mereka akan mendapat manfaat dari aksesibilitas yang bagus dengan adanya LRT," paparnya.
Sementara itu, Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto menuturkan, rencananya TOD memang akan dilelang. Namun, sampai sekarang belum ada pihak swasta yang berminat menggarap proyek ini. Adapun, TOD ini rencananya akan mengambil luas lahan sebesar 50 hektare (ha).
"Segera ditenderkan," ungkapnya.
Sebagai informasi, LRT tahap pertama akan melintang sepanjang 43,3 kilometer (km) dan memiliki 16 stasiun di sepanjang jalurnya. Adapun, empat stasiun akan tersedia di sepanjang lintas Cawang-Cibubur, tujuh stasiun akan ada di lintas Cawang-Kuningan Dukuh Atas, dan lima stasiun di jalur Bekasi Timur-Cawang.