Golden Energy Mines Kantongi Pinjaman US$115 Juta

CNN Indonesia
Jumat, 11 Agu 2017 14:18 WIB
PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) menyatakan mayoritas raihan dana itu akan diberikan kepada anak usaha, PT Borneo Indobara (BIB).
PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) menyatakan mayoritas raihan dana itu akan diberikan kepada anak usaha, PT Borneo Indobara (BIB). (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) mengantongi pinjaman sebesar US$115 juta dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Mayoritas raihan dana itu akan diberikan kepada anak usaha, PT Borneo Indobara (BIB).

Sekretaris Perusahaan Golden Energy Sudin SH mengatakan, manajemen akan menyuntikan dana segar kepada Borneo Indobara sebesar US$65 juta untuk kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) bagi salah satu proyek perusahaan.

"Tujuan penggunaan sebagai pembiayaan capex pembangunan fasilitas tambang batu bara di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan atas nama BIB," kata Sudin dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (11/8).

Sementara itu, sisanya US$50 juta akan dipergunakan untuk tujuan umum perusahaan serta pembiayaan kembali (refinancing) pinjaman perbankan. Menurut Sudin, bunga untuk kedua tujuan ini sama-sama berada di level 6,5 persen dengan jangka waktu tujuh tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut Sudin memaparkan, transaksi ini secara otomatis akan memperkuat kondisi keuangan dan berdampak positif bagi kelangsungan usaha perusahaan.

Borneo Indobara bukan anak usaha biasa, pasalnya produksi batu bara perusahaan berkontribusi sekitar 83 persen dari total produksi Golden Energy sebesar 3,02 juta ton sepanjang kuartal II 2017.

Dari sisi kinerja keuangan, penjualan Golden Energy membukukan kenaikan selama semester I menjadi sebesar US$279,88 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya US$182,51 juta. Hal itu membuat laba bersih perusahaan melonjak dari US$3,62 juta menjadi US$51,25 juta.

Kenaikan ini disebabkan tumbuhnya penjualan batu bara pada kuartal II 2017 sebanyak 3,17 juta ton. Angka itu naik sekitar 15 persen dari sebelumnya yang hanya 2,74 juta ton.

Adapun, perusahaan berhasil menumbuhkan total asetnya menjadi US$474,11 juta dari akhir tahun lalu sebesar US$377,67 juta. Sementara, perusahaan mencatat liabilitas semester I naik menjadi US$170,89 juta dari sebelumnya US$112,75 juta.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER