Produksi Batu Bara Semester I Baru 29,14 Persen dari Target

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 09 Agu 2017 19:30 WIB
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi produksi batu bara di semester I 2017 sebesar 139 juta ton.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi produksi batu bara di semester I 2017 sebesar 139 juta ton. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi produksi batu bara di semester I 2017 sebesar 139 juta ton atau baru mencapai 29,14 persen dari target sepanjang tahun yang sebesar 477 juta ton.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Bambang Gatot mengakui, capaian produksi batu bara tersebut masih minim. Namun, angka itu belum final karena hanya mencantumkan produksi dari Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) dan belum memuat produksi dari pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP).

Hanya saja, karena kontribusi PKP2B mencapai 70 persen hingga 80 persen produksi nasional, maka data tersebut mendekati data produksi nasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, Bambang optimistis, produksi batu bara bisa menanjak di semester II nanti. “Memang, tren di semester II itu produksinya meningkat, karena biasanya di awal tahun, seperti Januari atau Februari mereka masih menahan produksi,” ujarnya di Kementerian ESDM, Rabu (9/8).

Selain karena tren, meningkatnya produksi baru bara juga bisa disebabkan karena sentimen perbaikan harga. Menurut data Kementerian ESDM, rata-rata Harga Batubara acuan (HBA) dalam tujuh bulan terakhir tercatat US$81,74 per ton atau naik 57,16 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$52,01 per ton.

Makanya, tidak heran, jika banyak perusahaan batu bara yang meminta penambahan kapasitas produksi di tahun ini. Namun, karena produksi tahun ini dianggap terlampau besar, pemerintah akhirnya menolak permintaan tersebut.

“Bahkan ada beberapa perusahaan besar, di Juni ini produksinya sudah mencapai 50 persen dari Rencana Kerja dan Anggarannya. Mereka (perusahaan) minta kenaikan produksi, tetapi kami tidak begitu saja memberikanya,” tutur Bambang.

Tak hanya dari perusahaan yang sudah ada, kenaikan produksi juga bisa disumbang dari pemegang IUP yang akan memulai produksinya. Saat ini, lanjutnya, banyak pemegang IUP yang sudah memasuki tahap studi kelayakan dan siap memasuki masa produksi semester II mendatang.

Hal itu pula yang akhirnya mendasari perubahan target produksi batu bara tahun ini dari 413 juta ton ke angka 477 juta ton. Bahkan, menurut Bambang, realisasi produksi batu bara hingga akhir tahun bisa saja sedikit lebih besar dari target karenanya.

“Di akhir tahun nanti bisa saja lebih besar sedikit dari target,” ungkapnya.

Sebagai informasi, target tahun ini sebesar 477 juta ton lebih besar 4,6 persen dibanding realisasi tahun lalu yang mencapai 456 juta ton. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER