Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap alokasi dana desa yang dianggarkan pemerintah sebesar Rp60 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 menjadi stimulus bagi masyarakat agar mampu berinvestasi saham di pasar modal.
Ia menjelaskan, hal ini dapat diwujudkan bila dana desa dari pemerintah pusat ke daerah dapat dioptimalkan untuk menciptakan fasilitas sekaligus kesempatan bagi masyarakat desa sehingga ampuh mengerek pendapatan masyarakat.
Pendapatan tersebut, selanjutnya bisa menjadi modal bagi masyarakat untuk berinvestasi saham, sehingga pengelolaan pendapatan masyarakat tak hanya sebatas pada produk perbankan. Di sisi lain, investasi tersebut diharapkan bisa mengerek nilai kapitalisasi pasar dan mampu mendorong stabilitas industri pasar modal.
"Pendapatan mereka bisa meningkat (dengan dana desa). Dengan pendapatan naik, mereka bisa menabung dan berpartisipasi di pasar modal," kata Sri Mulyani di Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti dikutip dari Antara, Minggu (13/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun penambahan peran dari masyarakat desa, diharapkan mampu mengimbangi dominasi kepemilikan saham di bursa nasional yang dominan oleh masyarakat perkotaan. Sehingga, keadilan kepemilikan saham di pasar modal dirasakan bagi setiap kalangan masyarakat.
 Kucuran dana desa diharapkan bisa mengerek meningkatnya pendapatan masyarakat. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar) |
Sedangkan dari sisi pelaku pasar, mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu berharap agar perusahaan-perusahaan yang melantai di bursa saham mampu melakukan diversifikasi produk di pasar modal.
"Sehingga tidak hanya dari sisi nilai kapitalisasi, tetapi juga jumlah dan variasi dari perusahaan yang bisa 'go public' sehingga bisa menggambarkan mengenai terdiversifikasinya ekonomi indonesia," katanya.
Sementara itu, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso ingin, stimulus dari pemerintah kepada masyarakat itu mampu meningkatkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai kapitalisasi pasar.
Adapun pada empat dasawarsa silam, laju IHSG berada di level 98, kini IHSG telah menyentuh level 5.766,13 pada penutupan Jumat kemarin (11/8) atau meningkat lima ribu persen.
"Sementara nilai kapitalisasi pasar, pada 1977 baru mencapai Rp2,73 miliar, per 11 Agustus kemarin sudah mencapai Rp6.319,55 triliun atau meningkat 200 ribu persen. Bahkan saat ini, mulai disejajarkan deangn bebrapa negara maju baik di kawasan ASEAN maupun dunia," kata Wimboh pada kesempatan yang sama.
Bersamaan dengan itu, Wimboh berharap peran pasar modal sebagai penyokong pembiayaan infrastruktur bisa meningkat dan mampu mengimbangi pembiayaan dari APBN serta perbankan.