Jakarta, CNN Indonesia -- PT Freeport Indonesia menyatakan menelan kerugian hingga US$3 juta akibat aksi perusakan massa mantan karyawan Freeport pada Sabtu (19/8) di beberapa titik di Timika, Papua.
"Hari ini masih diinventarisasi berapa kerusakan kita, itu kalau tidak salah angkanya mencapai US$3 juta atau setara dengan Rp42 miliar," kata Executive Vice Presiden (EVP) PT Freeport Indonesia, Sony Prasetyo seperti dilansir dari
Antara, Senin (21/8).
Menurutnya, kerugian tersebut mencakup semua aset termasuk kendaraan milik perusahaan maupun milik karyawan Freeport yang ada di check point 28, serta gorong-gorong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Infrastruktur juga telah kami inventarisasi seperti sistem IT dan x-ray yang ada di gorong-gorong hancur semua dan itu mahal juga," ujarnya.
Pada Sabtu (19/8) siang hingga malam, ratusan karyawan mogok menyerbu check point 28, di samping Bandara Mozes Kilangin Timika, kemudian membakar empat mobil milik PT Freeport Indonesia, gardu listrik, dan merusak pos sekuriti.
Bukan hanya itu, massa juga merusak puluhan sepeda motor yang diparkir sekitar pos sekuriti check point 28.
Massa terus bergerak ke ruas jalan poros yang menghubungkan Pelabuhan Amamapare-Timika-Tembagapura dan membakar mobil trailer konteiner, mobil tangki air dan peralatan ekskavator.
Tak hanya itu, massa karyawan mogok sempat mendirikan tenda tepat di pertigaan ruas jalan utama Freeport Pelabuhan Amamapare-Timika-Tembagapura, namun dibubarkan secara paksa oleh aparat sekitar pukul 20.00 WIT.
Massa yang kocar-kacir menyelamatkan diri akhirnya menuju Terminal Bus Gorong-gorong dan membakar fasilitas perkantoran di lokasi itu.
Sebagian massa dengan sepeda motor bergerak ke Jalan Cenderawasih lalu merusak fasilitas perkantoran PT Petrosea. Dua unit bus, dan sekitar 17 kendaraan milik PT Petrosea serta mess karyawan menjadi sasaran amukan.