Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan Indonesia akan mengalami panen raya untuk garam konsumsi rumah tangga sebesar 55 ribu ton saat memasuki minggu ketiga Agustus.
Sekretaris Jendral KKP, Rifki Effendi Hardijanto menyebut memasuki tengah tahun 2017 ini, anomali cuaca sudah mulai kondusif. Hal ini, kata dia tentu berpengaruh pada kegiatan petambak garam yang memang membutuhkan cuaca panas dengan curah hujan minimal.
"Sudah dipastikan, cuaca saat ini juga bagus, ada 55 ribu ton yang akan dipanen petambak (garam) yah," kata Rifki di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (21/8) Malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut menurut dia, meningkatnya produksi garam dalam negeri pun bisa berdampak positif, tentunya dengan banyaknya stok garam dalam negeri maka dalam waktu dekat Indonesia tidak memerlukan tambahan impor garam.
Padahal, sebelumnya telah diketahui Indonesia kembali mengimpor garam sebanyak 75 ribu ton dari Australia untuk tahun ini.
"Memang sudah ada yang impor, tapi belum datang semua juga. Yang impor ini pun dilepas ke pasarannya bertahap, kita dahulukan garam lokal dong. Pengrajin juga kan lebih suka garam lokal," kata dia.
Lebih lanjut, Rifki menyebut, meskipun telah mengalami panen raya dan melakukan impor hingga 75 ribu ton, jumlah total garam itu memang belum memenuhi kebutuhan garam industri dan konsumsi dalam negeri. Kebutuhan konsumsi dan industri garam dalam negeri disebut Rifki berkisar pada angka tiga juta ton garam per tahun.
Namun, hal ini kata dia tidak akan menimbulkan permasalahan besar, sebab kedua garam ini akan dikeluarkan secara bertahap, sehingga penyerapannya pun seimbang.
"Tidak akan ada masalah, kita keluarkan bertahap. Yang jelas kita pastikan agar garam lokal terserap tinggi, bukan cuma itu, kita juga punya stok dari panen-panen sebelumnya kan, jadi aman yah," kata dia.
(gir)