Rini Berencana Gabung Anak Usaha BUMN yang Bisnisnya Mirip

CNN Indonesia
Sabtu, 26 Agu 2017 11:35 WIB
Banyaknya anak usaha BUMN dengan bidang usaha yang sama menimbulkan inefisiensi dan kerap menyebabkan kerugian.
Menteri BUMN Rini Soemarno menyebut banyaknya anak usaha BUMN dengan bidang usaha yang sama menimbulkan inefisiensi dan kerap menyebabkan kerugian.(CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno berencana menggabungkan anak usaha perusahaan pelat merah yang memiliki aktivitas bisnis yang sama. Banyaknya anak usaha BUMN dengan bidang usaha yang sama menimbulkan inefisiensi dan kerap menyebabkan kerugian.

"Sinergi itu adalah sangat penting, mungkin tahun-tahun sebelumnya itu banyak sekali BUMN yang bikin bisnis anak padahal aktivitasnya mirip," ujar Rini di Kementerian BUMN, Jumat (25/8).

Di sektor logistik misalnya, ia mencontohkan ada perusahaan pelat merah yang memiliki anak usaha yang bergerak di bisnis perhotelan dan niaga. Padahal, di sisi lain, ada perusahaan BUMN yang memiliki aktivitas bisnis yang sama. Persaingan bisnis antar perusahaan negara tersebut membuat bisnis menjadi tidak efisien.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah ini yang kita coba kita kita sinergikan dulu bersama-sama. Nantinya memang pemikirannya adalah mungkin nanti kita bikin yang besar-besar, jadinya kita nanti punya satu perusahaan logistik yang besar," ujarnya.

Sinergi Anak Usaha Sektor Maritim

Selain melebur aktivitas bisnis, Rini juga berencana mensinergikan anak usaha BUMN yang memiliki kebutuhan bisnis yang saling melengkapi. Di sektor maritim misalnya, Rini mendukung adanya sinergi bisnis antara tujuh anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) dengan tujuh BUMN, anak perusahaan BUMN, dan pemerintah daerah.

Tujuh anak perusahaan IPC tersebut adalah PT Energi Pelabuhan Indonesia (EPl), PT Multi Terminal lndonesia (MTI), PT Indonesia Kendaraan Terminal ( IKT), PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP), PT Pengembang Pelabuhan Indonesia (PPI), PT Electronic Data Interchange Indonesia (EDII), dan PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia (JPPl).
Adapun tujuh BUMN dan Anak Perusahaan BUMN ini adalah PT Pertamina Patra Niaga, PT Perikanan Nusantara (Persero), PT Perum Perikanan Indonesia, PT Hotel Indonesia Natour, PT Berdikari Logistik Indonesia, PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero), PT Timah Tbk (Persero) dan Pemerintah Daerah Belitung Timur.

PT EPI dan PT Pertamina Patra Niaga menandatangani kerja sama pengembangan bisnis dengan ruang lingkup berupa kerjasama pemasaran produk BBM dan non-BBM. PT MTI dan PT Perinus (Persero) menyepakati kerjasama penanganan logistik dan perdagangan komoditi hasil laut nasional.

Selain itu, PT MTI dan Perum Perindo juga menandatangani nota kesepahaman tentang kerja sama penanganan logistik dan perdagangan komoditi hasil laut nasional. PT IKT dan PT Pertamina Patra Niaga kerja sama di bidang studi pembangunan dan pengelolaan terminal kendaraan di Dumai, Riau yang kedepannya diproyeksikan pada pengelolaan dan pengoperasian terminal tersebut.
PT PTP dan PT Pertamina Patra Niaga juga melakukan kerja sama berupa studi bersama atas rencana pembangunan dan pengoperasian product terminal. PT FM dan PT Hotel Indonesia Natour kerja sama pengembangan Hotel di Perbatasan Indonesia.

PT EDll dan PT Berdikari Logistik lndonesia tentang kerja sama dan sinergi pengembangan bisnis dan sistem aplikasi sebagai sesama anak perusahaan BUMN. PT EDll dan PT KBN melakukan kerja sama dan sinergi pengembangan bisnis dalam rangka pembuatan dan pngembangan aplikasi e-seal.

Terakhir, PT (JPPI), PT Timah Tbk (Persero) dan Pemda Belitung Timur menandatangani kerja sama pengoperasian dock yard milik Pemda Belitung Timur dan perawatan kapal-kapal milik PT Timah.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER