Ekonomi China Melemah pada Juli 2017

CNN Indonesia
Minggu, 27 Agu 2017 17:27 WIB
Sempat tumbuh pesat pada tiga bulan sebelumnya, pendapatan industri China yang ditopang oleh industri konstruksi melambat pada Juli ini.
Industri konstruksi di China terbantu proyek-proyek pemerintah Negeri Tirai Bambu sehingga perekonomian terjaga. (AFP PHOTO / NICOLAS ASFOURI)
Jakarta, CNN Indonesia -- Biro Statistik China menyatakan, pertumbuhan pendapatan industri di Negeri Tirai Bambu melambat pada Juli 2017 karena beberapa perusahaan menghentikan produksi lantaran ada peningkatan biaya pinjaman dan pasar properti.

Namun, beberapa perusahaan masih meraup laba berkat pembangunan konstruksi pemerintah selama setahun. Hal ini berhasil mendorong permintaan dan harga bahan bangunan.

Selain itu regenerasi di beberapa sektor juga turut mendorong perekonomian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Upaya pemerintah menutup tambang dan pabrik yang sudah tua dan berpolusi telah memberi dorongan pada harga komoditas yang segar dalam beberapa pekan terakhir," ungkap Perwakilan Biro Statistik China He Ping, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (27/8).

Alhasil, laba meningkat dan berhasil membuka investasi baru bagi industri China. Tercatat, laba perusahaan di sektor industri China naik 16,5 persen menjadi US$92,18 miliar secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Juli lalu.

Capaian itu melambat dibandingkan Juni 2017, meski lebih baik dibandingkan pertumbuhan terendah sebesar 14 persen pada April 2017.

Selain itu, laba perusahaan industri melonjak 21,2 persen menjadi US$637,44 miliar secara tahun kalender (year-to-date/ytd) pada Januari-Juli 2017. Namun, capaian itu melambat sekitar 22 persen dibandingkan Januari-Juni 2017.

Salah satunya, Aluminium Corp of China Ltd (Chalco) menyebutkan bahwa perusahaan berhasil mendulang laba bersih 10 kali lebih tinggi pada Januari-Juni karena peningkatan harga aluminium yang lebih tinggi. Peningkatan laba tersebut, turut disertai dengan investasi dalam rangka meningkatkan produksi di paruh kedua tahun ini.

Secara keseluruhan, industri manufaktur menyumbang 88 persen keuntungan industri, dengan pertumbuhan laba sebesar 18,1 persen pada Januari-Juli 2017, meski turun sedikit dibandingkan Januari-Juni 2016 yang mencapai 18,5 persen.

Ekonomi Akan Jatuh

Sejumlah analis menilai, perlambatan ekonomi China terjadi lantaran harga properti meningkat dan adanya tekanan dari sisi pembiayaan pinjaman dan investasi.

Adapun pembiayaan pinjaman tertahan karena pemerintah tengah mengurangi utang dengan mendorong suku bunga pinjaman. Sehingga, margin dan kondisi operasi lebih ketat bagi perusahaan yang memiliki utang.

Hal ini diyakini menjadi penanda bahwa ekonomi China akan terus melambat dalam beberapa bulan ke depan.

Pasalnya, di saat yang bersamaan, data ekonomi Juli sebagian besar juga melemah, setelah pertumbuhan ekonomi semester I 2017 diramalkan hanya 6,9 persen.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER