Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) melihat, pertumbuhan pembiayaan korporasi melalui pasar modal hingga Juli jauh lebih pesat jika dibandingkan dengan penyaluran kredit perbankan.
Direktur Departemen Surveillance Sistem Keuangan Linda Maulidina memaparkan, hal ini tampak jelas pada tingkat pertumbuhan keduanya. Permintaan kredit per Juli hanya tumbuh 8,2 persen dibanding Juli 2016 yang tercatat sebesar Rp4.163,5 triliun.
Sementara itu, total penerbitan aksi korporasi sepanjang tujuh bulan pertama tahun ini mencapai Rp164,3 triliun, naik 43,36 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp114,6 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah pembiayaan dari perbankan tetap lebih banyak, tapi pertumbuhannya lambat jika dibandingkan dengan yang pasar modal," ungkap Linda, Minggu (27/8).
Untuk pendaan dari pasar modal sendiri, lanjut Linda, terdapat beberapa jenis aksi korporasi yang dilakukan, seperti
Initial Public Offering (IPO), rights issue, obligasi korporasi,
medium terms note (MTN), dan
Negotiable Certificate Deposito (NCD).
"Penerbitan didominasi obligasi korporasi. Sebagian besar penerbitan obligasi korporasi lebih ditujukan untuk
refinancing," sambungnya.
Total penerbitan obligasi korporasi hingga Juli 2017 sebesar Rp86,5 triliun, tumbuh 48,37 persen dari Rp58,3 triliun.
Lebih lanjut, Linda mengemukakan, BI berharap pertumbuhan kredit perbankan bisa semakin marak di semester II. Pasalnya, khusus untuk perusahaan kosntruksi, tidak dapat hanya mengandalkan dari obligasi untuk mengembangkan proyeknya.
"Karena infrastruktur butuh jangka panjang, obligasi sulit untuk jangka panjang," terang dia.
Ia berharap pertumbuhan kredit perbankan dan penerbitan aksi korporasi dapat saling beriringan. Namun, ia juga mengakui, mayoritas korporasi lebih memilih pasar modal karena tingkat suku bunga yang lebih rendah.
"Sebenarnya korporasi berupaya mendapatkan kredit perbankan, hanya saja kan mahal ya," tutur Linda.
Adapun, saat ini perbankan berpotensi menurunkan tingkat suku bunga kreditnya seiring dengan penurunan suku bunga acuan BI menjadi 4,5 persen dari semula 4,75 persen.