Anak Usaha Garuda Indonesia Dipastikan 'Go Public' di Oktober

CNN Indonesia
Rabu, 30 Agu 2017 06:20 WIB
Selain anak usaha Garuda Indonesia, Kementerian BUMN melansir, tiga anak usaha BUMN lainnya akan melantai di bursa saham.
Selain anak usaha Garuda Indonesia, Kementerian BUMN melansir, tiga anak usaha BUMN lainnya akan melantai di bursa saham. (CNN Indonesia/Galih Gumelar).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan sebanyak empat anak usaha BUMN akan mulai menawarkan saham perdananya di bursa saham (Initial Public Offering/IPO) mulai Oktober tahun ini.

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengatakan, untuk tahap pertama, proses IPO pada Oktober akan dimulai oleh anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, yakni PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF AeroAsia).

Selanjutnya, secara berurutan oleh PT PP Presisi, anak usaha PT PP (Persero) Tbk, PT Wika Gedung anak usaha dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Jasa Armada Indonesia anak usaha dari PT Pelindo II (Persero) yang ditargetkan melantai paling lambat pada Desember 2017.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Janji kami yang dulu sembilan anak usaha. Itu yang sepertinya yang bisa listing (dicatat di bursa) tahun ini ada empat. Ini anak usaha yang didirikan dengan modal duitnya induk usaha," ujar Aloy, Selasa (29/8).

Lebih lanjut ia menuturkan, dengan rencana jadwal tersebut diharapkan proses IPO bisa berjalan teratur dan mencegah 'perang' investor di pasar modal dalam berburu saham.

"Sengaja, kami jadwalkan seperti itu supaya tidak terjadi crowding out," katanya.

Sementara itu, sejumlah anak usaha BUMN lainnya, seperti PT Tugu Pratama, anak usaha PT Pertamina (Persero) dan satu anak usaha PT PLN (Persero) disebut-sebut baru siap 'go public' pada kuartal I 2018.

Dari aksi keempat anak usaha BUMN tersebut, dana segar yang mampu terhimpun diharapkan mencapai Rp11,1 triliun. Dana itu akan dimanfaatkan untuk kekuatan permodalan keempat perusahaan tersebut.

Tidak hanya itu, dalam upaya meraih dana segar baru, BUMN juga akan memanfaatkannya dengan menerbitkan obligasi, rights issue, serta instrumen baru, yakni sekuritisasi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER