Jakarta, CNN Indonesia -- PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) menerbitkan produk sekuritisasi aset perdana melalui skema Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) dengan nilai Rp2 triliun. Penerbitan ini ternyata mampu menarik minat investor karena tercatat kelebihan permintaan (
oversubscribed).
Dalam hal ini, produk sekuritisasi tersebut diterbitkan dengan nama KIK EBA Mandiri JSMR01-Surat Berharga Pendapatan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) atau KIK EBA Mandiri JSMR01.
Dengan kata lain, Tol Jagorawi menjadi aset yang disekuritisasi oleh perusahaan. Manajemen mengklaim, tol tersebut merupakan tol pertama di Indonesia dan dianggap sangat matang dibandingkan dengan ruas tol lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam penerbitan ini, Jasa Marga menunjuk PT Mandiri Manajemen Investasi dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebagai manajer investasi dan Bank Kustodian. Perusahaan juga menjadikan PT Mandiri Sekuritas yang bertindak sebagai
arranger.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, produk ini diharapkan dapat memancing perusahaan lain selain Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk juga menerbitkan produk sejenis demi kepentingan pembangunan infrastrutur.
"Dengan dimulainya sekuritisasi BUMN, maka swasta juga akan menyusul," ujar Darmin, Kamis (31/8).
Ia mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri telah menggaungkan terkait produk investasi sekuritisasi aset beberapa tahun lalu. Hal ini demi mendorong perusahaan infrastruktur menjual sementara pendapatan dari asetnya dalam jangka waktu tertentu.
"Jadi hanya mengubah aliran dana masuk, jadi nanti bisa digunakan dananya untuk membangun lagi. Setelah dua sampai tiga tahun hari ini pecah telor," papar Darmin.
Momentum ini pun dimanfaatkan oleh banyak investor. Buktinya, produk sekuritisasi ini mengalami
oversubscribed mencapai Rp5,1 triliun atau setara dengan 2,7 kali dari total nilai penerbitan.
Hingga pertengahan tahun ini, Jasa Marga tercatat mengoperasikan 15 jalan tol dengan total 600 km. Sementara, pihaknya juga tengah membangun 16 jalan tol baru hingga 2019 mendatang.
Sebelumnya, Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal menuturkan, sekuritisasi aset ini memiliki jangka waktu lima tahun. Adapun dalam rentang waktu tersebut, pendapatan tol Jagorawi ditaksir mencapai Rp4 triliun.
Ia menambahkan, pendapatan dari tol Jagorawi tidak pernah turun bila dilihat secara historis. Bahkan, dari volume kendaraan ada kenaikan sebesar dua hingga tiga persen. Kendati demikian, sekuritisasi aset dinilai tidak merugikan perseroan.
"Prosesnya kami bukukan sebagai pendapatan di muka, yang kami amortisasi selama masa sekuritisasi. Jadi pendapatan kami ke depan tidak berkurang," kata Donny belum lama ini.