Jakarta, CNN Indonesia -- Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin (4/9), akan bergantung pada hasil data inflasi bulanan (Agustus) yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee memprediksi, tingkat inflasi cukup terjaga cenderung rendah karena harga berbagai barang yang menurun setelah momentum Idul Adha.
"Inflasi Agustus rendah. Bahkan, diperkirakan bisa deflasi karena harga cenderung turun. Kondisi ini akan bagus untuk inflasi hingga akhir tahun," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (4/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, sambung Hans, faktor penggerak IHSG lainnya, yaitu berasal dari data cadangan devisa (cadev) Indonesia per Agustus.
Menurut dia, IHSG berpeluang bangkit (rebound) hari ini dan diperkirakan bergerak dalam rentang support 5.845 dan resistance 5.881.
"Kalau sepekan support di level 5.800-5.845 dan resistance 5.915-5.950," terang dia.
Di sisi lain, Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada berpendapat, pelaku pasar masih akan berhati-hati dalam bertransaksi pada awal September ini.
"Pelaku pasar waspada masih ada sentimen negatif, terutama dari global yang tidak mudah untuk diprediksi," katanya.
Hal ini otomatis akan membuat IHSG tertahan di teritori negatif. Sehingga, Reza memprediksi, dalam pekan ini IHSG berada dalam rentang support 5.825-5.850 dan resistance 5.878-5.896.
Sepanjang pekan lalu, IHSG terkoreksi 0,86 persen ke level 5.864 dari sebelumnya di level 5.915. Pelemahan ini sejalan dengan nilai kapitalisasi pasar yang turun 0,86 persen menjadi Rp6.426 triliun.
Adapun, bursa saham Wall Street bergerak positif pada akhir pekan lalu. Dow Jones naik 0,18 persen, S&P500 menguat 0,2 persen, dan Nasdaq menanjak 0,1 persen.
(bir)