Jakarta, CNN Indonesia -- Transportasi massal yang dapat diandalkan merupakan salah satu komponen utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyebut bahwa pembangunan infrastruktur khususnya di bidang transportasi akan terus gencar dilakukan di tahun ini.
Bahkan, pemerintah telah menyusun rencana pembangunan infrastrutkur di tahun ke empat Kabinet Kerja. PT Kereta Api Indonesia (Persero), salah satu operator transportasi massal tidak luput menjadi bagian dalam rencana besar pemerintah dalam program konektivitas antar wilayah. Lewat layanan angkutan berbasis rel, KAI diharapkan mampu membantu menggerakkan roda perekonomian masyarakat Indonesia.
Bagaimana rencana KAI dalam menjalankan mandat tersebut? Berikut petikan wawancara CNNIndonesia.com dengan Direktur Utama KAI Edi Sukmoro.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Direktur Utama KAI Edi Sukmoro menjelaskan, peta jalan jangka panjangnya untuk konektivitas Indonesia, baik di Pulau Jawa maupun di luar Jawa, seperti Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari). |
Seperti apa roadmap jangka panjang KAI untuk konektivitas Indonesia?
Secara prinsip, kereta api itu angkutannya terbagi menjadi tiga. Pertama, kereta yang mengangkut jarak jauh. Kedua, kereta jarak menengah, seperti Bandung, Jakarta-Purwakarta, dan ketiga, yakni kereta dalam kota (lokal), seperti Commuter Line Jabodetabek.
Secara jarak jauh, rencananya itu Pulau Jawa akan disambung double track (jalur ganda) di utara dan selatan. Kalau itu sudah double track, maka kapsitas angkutnya akan naik drastis.
Untuk yang kereta lokal, memang pemerintahan pak Jokowi ini menginginkan angkutan seperti ini diberikan perhatian. Karena untuk kota-kota besar sekarang itu sudah menemui masalah kemacetan di kota. Lokalan ini akan dipacu dan dibesarkan dengan cara menarik angkutan massal kereta api dalam bentuk MRT (Mass Rapid Transit), LRT (Light Rail Transit), dan Commuter Line Jabodetabek.
Yang lokal itu sendiri itu, di era pak Jokowi akan dibuat untuk menghindari kemacetan di kota, seperti MRT, LRT. Di Bandung pun sama, nanti akan muncul kereta lokal yang salah satu idenya nanti akan dibuat kereta kapsul. Surabaya sudah direncanakan dan akan dijalankan yaitu trem.
Lalu bagaimana dengan wilayah di luar Jawa?Prospek ke depannya, di Sumatra akan terus disambung. Pemerintah berencana menyambung dari selatan menuju utara Sumatra. Mulai dari Tanjung Karang (Lampung) terus menyambung masuk ke Palembang, Padang, Riau, Pekanbaru, Dumai, Rantau Prapat sampai ke Banda Aceh. Ini nanti akan terus disambung.
Di luar Sumatra akan dibangun juga di wilayah Sulawesi, jalur dari Makassar menuju ke Parepare. Ini tidak akan berhenti di situ, nanti akan diteruskan sampai Sulawesi Tengah sampai Sulawesi Utara.
Kalimantan, di pinggiran pantai Timur Kalimantan akan dibentuk sampai melingkar ke Kalimantan Barat. Di situ akan dibangun jaringan kereta khusus penumpang dan barang. Kenapa sampai barang? Karena, pada dasarnya kereta api diharapkan akan membuka kehidupan di satu kota ke titik kota lainnya, sehingga yang diangkut bukan hanya orang, tapi juga ada hasil bumi yang diangkut.
Ini yang perlu kita dukung, supaya daerah-daerah yang dilewati oleh kereta api itu bisa berkembang ekonominya.
Bagaimana konsep LRT yang dibangun oleh KAI sehingga bisa dimanfaatkan oleh para kaum urban?Secara prinsip, LRT ini akan membantu masyarakat. Sehingga, nanti yang namanya transportasi dari daerah pinggiran menuju pusat kota itu tidak lagi berduyun-duyun menggunakan mobil. Ini bukan menjadi saingan KRL, karena pada tahun 2019 itu masyarakat yang membutuhkan angkutan massal akan meningkat tajam.
Hari ini KRL adalah satu-satunya angkutan massal yang cukup signifikan angkutannya per hari. Titik tertinggi yang pernah dicapai oleh KRL adalah 1 juta penumpang per hari. Padahal, dua tahun lalu baru sekitar 500 ribu. Artinya apa? artinya permintaan masyarakat untuk angkutan massal ini sebenarnya luar biasa besar, selama angkutan itu nyaman, aman, mudah didapat, kemudian sampai pada tujuan tidak terganggu.
Semua syarat ini sebetulnya ada di angkutan berbasis rel seperti kereta api. Diharapkan, dengan munculnya LRT ini, permintaan masyarakat bisa terpenuhi. Area Cibubur Jakarta Timur ke sana nantinya akan bisa menggunakan LRT, bisa menggunakan KRL.
Bagaimana perkembangan proyek LRT? Apakah sudah ada kemajuan berarti?Yang pertama saya sampaikan, pekerjaan infrastruktur mulai dari rel, jalur sebenarnya itu tugas pemerintah. Tapi dalam hal LRT, memang ini keluar Peraturan Presiden (Perpres) yang penugasannya diberikan kepada KAI, uang yang ditujukan untuk proyek LRT Jabodebek ini ngucurnya itu sudah Rp1,54 triliun, uang sebesar ini untuk membangun prasarana. Total keseluruhan baik infrastruktur maupun prasarananya itu adalah Rp27,5 triliun.
Oleh sebab itu, atas dasar PMN yang diberikan oleh pemerintah kepada KAI, itu nanti akan di-leverage untuk pinjam uang untuk membangun LRT ini. Istilahnya unutk penguatan ekuitas. Selanjutnya, LRT akan dioperasikan oleh anak usaha KAI.
Ada kendala berarti dalam membangun LRT?Kami bersama-sama menuntaskan ada beberapa poin yang masih menjadi tantangan. Pertama, adalah pembebasan lahan, karena ada beberapa titik yang memang dibutuhkan untuk dibebaskan. Yang kedua, sebetulnya bukan kendala, tapi kami ditantang untuk mencari pinjaman. Tentu saja ini harus dikoordinasikan dengan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan.
Selain dari pinjaman pihak luar, apakah ada upaya pendanaan lain dari KAI sendiri?Salah satu ke depan, KAI akan menerbitkan obligasi. Tapi obligasi ini tidak hanya ditujukan untuk mem-back up cash flow dari LRT, tapi utamanya kami akan gunakan obligasi untuk menyelesaikan kereta bandara yang sekarang diharapkan akhir tahun sudah beroperasi.
Kedua, obligasi kami gunakan untuk membantu meremajakan kereta. Karena kereta yang ada saat ini 51 persen, itu usianya sudah di atas 30 tahun. Memang masih aman, tapi dari segi umur itu sudah sebaiknya kita remajakan, supaya penumpang dapat perhatian khusus karena keretanya baru.
Berapa target perolehan dana dari obligasi?Untuk obligasi kami targetkan Rp2 triliun, tahun ini.
Bagaimana KAI beradaptasi dengan kemajuan teknologi di tengah perkembangan jaman?Untuk bisnis kereta api, saya membaca KAI telah menjadi acuan yang paling baik. Inovasi terus kami lakukan, sampai membeli tiket dan memilih tempat duduk sendiri itu sudah tersedia. Kemudahan-kemudahan itu yang sebenarnya memudahkan kereta api sekaligus efisiensi.
Tahun lalu, kereta api sudah mengangkut penumpang hingga 350 juta dalam satu tahun. Sekarang ini, ditargetkan 360 juta lebih penumpang.
Dengan target penumpang sebanyak itu, teknologi yang canggih itu tidak bisa dihindari. Kemudahan mendapatkan dan membayar tiket, dan kemudahan boarding pass dan check in itu semua harus dilakukan dengan bantuan teknologi canggih. Oleh sebab itu, setiap saat, kereta api selalu bermimpi untuk berinovasi.
Apakah sudah ada kemajuan untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung-Surabaya?Untuk kereta cepat Bandung secara lengkap bisa ditanyakan ke PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC). Tapi sepemahaman saya, saat ini sedang dalam proses pembebasan lahan.
(bir)