Inalum Proyeksi Produksi Aluminium Tak Capai Target

CNN Indonesia
Kamis, 07 Sep 2017 12:25 WIB
Dari target produksi sebesar 241 ribu ton, perseroan menyebut hanya mampu merealisasikan 90 persen atau 216,9 ribu ton saja.
Dari target produksi sebesar 241 ribu ton, perseroan menyebut hanya mampu merealisasikan 90 persen atau 216,9 ribu ton saja. (REUTERS/Ilya Naymushin).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum memperkirakan produksi aluminium hingga akhir tahun nanti tak mencapai target. Dari target produksi sebesar 241 ribu ton, perseroan menyebut hanya mampu merealisasikan 90 persen atau 216,9 ribu ton saja.

Direktur Utama Inalum Winardi Sunoto mengungkapkan, penurunan produksi ini disebabkan oleh penurunan permukaan air danau toba yang menghambat produksi listrik bagi pabrik di Kuala Tanjung.

Sebab, untuk menunjang operasi perseroan, listrik dialirkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Siguragura berkapasitas 203 Megawatt (MW) dan PLTA Tangga dengan besaran 223 MW yang memanfaatkan air danau toba.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena produksi listriknya terbatas akibat permukaan danau toba terus menurun dan curah hujan belum maksimal. Mungkin, hingga akhir tahun kami bisa 90 persen dari target yang dipasang 241 ribu ton," ujarnya, ditemui di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (6/9).

Meski volume produksi diprediksi tak sesuai target, namun ia berharap, kinerja perseroan bisa membaik seiring dengan kebangkitan harga aluminium. Adapun, saat ini, harga aluminium berada di atas US$2 ribu per metrik ton atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni US$1.600 per metrik ton.

Makanya, ia optimistis, laba bisa lebih tinggi 10 persen ketimbang target yang dipasang perseroan, yakni US$68 juta. "Mungkin produksi secara volume turun, tetapi secara net income akan lebih tinggi karena harga dan efisiensi yang bisa dilakukan," paparnya.

Namun demikian, perseroan masih berupaya untuk menjaga volume produksi dengan melakukan rekayasa hujan buatan agar produksi listrik kembali maksimal. Di samping itu, perseroan juga berharap dari penjualan produk hilir aluminium, seperti billet dan alloy, di mana produksinya sudah dimulai sejak pertengahan tahun silam.

"Berharap saja curah hujan ke depan semakin bagus," ungkapnya.

Saat ini, Inalum memiliki kapasitas peleburan aluminium sebesar 250 ribu ton per tahun dengan kapasitas intake sebesar 500 ribu ton alumina. Kapasitas ini rencananya akan naik ke angka 500 ribu ton per tahun dan mencapai produksi 1 juta ton pada 2025 mendatang demi memenuhi konsumsi aluminium dalam negeri yang diproyeksi 1,3 juta ton di periode tersebut.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER