Kementan Minta Bulog Segera Serap Hasil Tani

CNN Indonesia
Senin, 18 Sep 2017 23:11 WIB
Permintaan Kementan itu sesuai amanat Perpres Nomor 48 Tahun 2016 dan Permendag Nomor 27 Tahun 2017 dan demi menjaga tingkat kesejahteraan petani.
Permintaan Kementan itu sesuai amanat Perpres Nomor 48 Tahun 2016 dan Permendag Nomor 27 Tahun 2017 dan demi menjaga tingkat kesejahteraan petani. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pertanian menginginkan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) dapat segera menyerap produksi pertanian dalam menjaga tingkat kesejahteraan petani melalui perbaikan harga jual produk pertanian tersebut.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Spudnik Sujono mengatakan, Kementan sudah dua kali bersurat ke Perum Bulog agar menyerap produksi petani.

"Surat saya pertama tanggal 7 September. Surat kedua, baru dikirim Minggu (17/9) kemarin. Intinya sama, meminta Bulog segera serap, lakukan pembelian di sentra-sentra yang harganya tidak tinggi," ungkapnya, mengutip ANTARA, Senin (18/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penugasan kepada Perum Bulog itu sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 48 Tahun 2016 dan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 27 Tahun 2017.

Cara lain yang ditempuh Ditjen Hortikultura, yaitu mendorong Toko Tani Indonesia (TTI) untuk segera meningkatkan penjualan cabai petani, berkomunikasi dengan pelaku industri, mendorong peningkatan pengolahan cabai menjadi produk bernilai tinggi, serta memperpendek rantai pasok.

Sementara itu, sambung dia, solusi jangka panjang yang dilakukan Ditjen Hortikultura adalah sosialisasi teknologi budidaya rendah pestisida atau ramah lingkungan untuk mengurangi biaya produksi hingga 25 persen, dan menggalakkan mekanisasi pertanian supaya biaya tenaga kerja turun dan efisiensi sampai 30 persen.

Kementan juga membangun mitra kerja sama permanen dengan industri makanan, mendorong disiplin petani dalam penerapan manajemen tanam sepanjang tahun, serta peningkatan kapasitas petani terkait pengolahan hasil panen cabai guna tahan lama dan bernilai jual tinggi.

"Saya juga berharap, ada dukungan daerah, supaya komoditas hortikultura ada kepastian harga. Apalagi, di sana kan ada Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)," paparnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim, inflasi minus atau deflasi yang terjadi pada Agustus 2017 menandakan harga bahan pangan atau yang termasuk harga barang bergejolak (volatile foods) telah membaik dan cukup terjaga.

Ia sempat mengimbau agar laju inflasi rendah hingga Agustus 2017 harus terus dijaga hingga akhir tahun. dengan mengantisipasi tekanan dari volatile foods dan mengendalikan tekanan dari kelompok tarif yang diatur pemerintah (administered prices).

"Harga pangan atau volatile foods dianggap sebagai sumber (inflasi) dan setelah melakukan upaya seperti harapan Bank Indonesia bahwa volatile foods harus distabilkan," imbuh dia.

Di sisi lain, ia melanjutkan, dalam tren inflasi rendah ini, daya beli masyarakat harus ditingkatkan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER