Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah kembali meningkat pada perdagangan Selasa (12/9), didorong oleh penurunan produksi minyak mentah dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) pada Agustus lalu.
Dikutip dari
Reuters, tercatat produksi minyak dari 14 negara anggota OPEC menurun sekitar 66 persen dari 79 juta barel per hari (bph) pada Juli 2017 menjadi 32,6 juta bph per akhir Agustus. Hal ini membuat nilai premi minyak mentah Brent meningkat sehingga sukses mengerek harga.
Selain itu, Rusia dan Venezuela telah mengumumkan kesepakatan mereka untuk menurunkan angka produksi guna mengurangi kelangkaan minyak mentah. Di saat bersamaan, OPEC memperkirakan, permintaan minyak akan lebih tinggi pada tahun depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alhasil, harga minyak mentah Brent naik US$0,43 atau sekitar 0,8 persen menjadi US$54,27 per barel. Begitu pula dengan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) yang naik US$0,16 atau 0,3 persen menjadi US$48,23 per barel.
Sementara, operasi kilang di Amerika Serikat kembali meningkat setelah diterpa dua badai besar yang menerjang wilayah Texas dan Florida.
Bahkan, operasi kilang sukses mengerek ketersediaan minyak mentah hingga dua kali lipat dari ekspektasi para analis. Tercatat, ketersediaan minyak naik hingga 6,2 juta barel, padahal analis hanya memperkirakan naik 3,2 juta barel. Sehingga, ketersediaan minyak telah mencapai 468,8 juta barel.