Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak menguat lebih dari satu persen seiring dibukanya kembali aktivitas kilang di teluk Meksiko pasca terjangan badai Harvey. Tak cuma itu, margin produk kilang yang menjanjikan juga menjadi pemanis harga minyak.
Dikutip dari Reuters, Kamis (7/9) pagi, sebagian besar jalur pipa, pelabuhan, dan kilang sudah mulai beroperasi kembali setelah 10 hari ditutup sementara. Hingga kemarin, kapasitas kilang sebesar 3,8 juta barel per hari atau 20 persen dari total kapasitas kilang AS masih belum beroperasi. Namun, angka ini membaik dibandingkan kondisi saat puncak badai, di mana kapasitas kilang sebesar 4,2 juta barel per hari dihentikan operasinya.
Saat ini, kekhawatiran pelaku pasar justru tertuju pada badai Irma yang bergerak menuju negara bagian Florida. Badai Irma sendiri dinobatkan sebagai satu dari lima badai Atlantik terkuat dalam 80 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terminal distribusi minyak di Florida kini tengah melacak jalur badai itu yang diperkirakan bisa mengganggu pengapalan bahan bakar minyak ke negara bagian lainnya.
Tak hanya itu, terdapat pula badai tropis lain, yakni badai Jose yang tengah menuju Karibia pada Jumat mendatang.
Meski begitu, harga minyak Brent tetap ditutup menguat US$0,82 per barel ke angka US$54,20 per barel. Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) menguat US$0,5 per barel ke angka US$49,16 per barel.
Di samping itu, pelaku pasar juga meramal bahwa persediaan minyak AS akan meningkat setelah terdapat penurunan persediaan selama sembilan pekan berturut-turut pasca penurunan permintaan akibat badai Harvey.
Menurut American Petroleum Institute (API), persediaan minyak meningkat pada pekan lalu namun persediaan bensin berkurang seiring utilisasi kilang yang turun 11,1 persen.
Dalam jangka panjang, industri minyak masih meramal harga minyak yang rendah dan suplai yang mencukupi seiring tingginya produksi minyak di Rusia, Timur Tengah, dan Amerika Utara.
(bir)