Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak ditutup bervariasi pada hari Kamis seiring dengan mulai berproduksinya industri kilang Amerika Serikat (AS) setelah terjangan badai Harvey.
Dikutip dari Reuters, Jumat (8/9), badai Harvey yang menyerang kawasan teluk Meksiko sejak 25 Agustus membuat utilisasi kilang menurun 16,9 persen ke angka 79,7 persen, di mana angka ini merupakan yang terdalam sejak 2010 silam.
Fasilitas kilang di kawasan teluk Meksiko perlahan pulih setelah badai Harvey meninggalkan dampak parah di negara bagian Texas dan Louisiana dua pekan lalu. Hingga Rabu pekan lalu, sebanyak 3,8 juta barel kapasitas kilang, atau 20 persen dari seluruh kilang AS tutup operasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, badai Irma kembali mengancam. Harga minyak kembali tertekan setelah pelaku pasar khawatir bahwa badai Irma yang menyerang kepulauan Karibia mengganggu pengapalan minyak dari dan menuju AS. Kini, badai Irma melaju ke arah Karibia dengan kecepatan 185 mil per jam dan bergerak ke arah negara bagian Florida.
Kelangkaan bahan bakar minyak dilaporkan terjadi di Florida bersamaan dengan upaya peritel memenuhi permintaan konsumen. Pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sudah menimbun pasokan BBM sebelum badai menerpa yang diperkirakan datang akhir pekan ini.
Hal Ini membuat harga minyak ditutup bervariasi. Harga Brent meningkat US$0,29 per barel ke angka US$54,49 per barel, namun harga West Texas Intermediate (WTI) tercatat turun US$0,07 per barel ke angka US$49,09 per barel.
Sementara itu, Energy Information Administration (EIA) AS melaporkan bahwa stok minyak mentah pada pekan lalu meningkat 4,6 juta barel pasca badai Harvey.
Setelah ini, badai Jose, yang merupakan badai Atlantik tropis lainnya, mulai mengikuti jejak badai Irma dan diperkirakan berubah menjadi badai kuat pada hari Jumat mendatang.
(bir)