Pelemahan Saham Tambang dan Konstruksi Hantui Laju IHSG

CNN Indonesia
Senin, 18 Sep 2017 06:47 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak terbatas pada hari ini, imbas dari melemahnya saham sektor tambang dan konstruksi pekan lalu.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak terbatas pada hari ini, imbas dari melemahnya saham sektor tambang dan konstruksi pekan lalu. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak terbatas pada hari ini, Senin (18/9), imbas dari melemahnya saham sektor tambang dan konstruksi pekan lalu.

Analis Lautandhana Securindo Krishna Setiawan mengatakan, harga saham berbasis tambang langsung anjlok pasca PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengubah harga batubara acuan (HBA).

Kemudian, pelemahan harga saham emiten konstruksi berdampak negatif untuk pergerakan indeks sektor properti pekan lalu. Batalnya proses tender untuk merealisasikan rencana divestasi ruas jalan tol PT Waskita Karya Tbk (WSKT) ikut mempengaruhi harga saham emiten konstruksi lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Waskita Karya semacam pemimpin dari berbagai proyek jalan tol yang begitu masif, kalau pendanaan Waskita Karya saja terganggu otomatis akan mempengaruhi yang lain," ujar Krishna kepada CNNIndonesia.com, Jumat (15/9).

Berbagai kondisi ini menyebabkan indeks sektor tambang turun tajam sebesar 5,87 persen sepanjang pekan lalu. Sementara, sektor properti melemah 1,2 persen.

Beruntung, IHSG masih memiliki sentimen positif dari data makro ekonomi berupa neraca perdagangan yang kembali surplus pada bulan Agustus sebesar US$1,72 miliar. Kemudian, nilai tukar rupiah yang stabil dikisaran Rp13.200-Rp13.300 juga dapat menahan IHSG di zona hijaunya.

"Ini bisa menjadi modal IHSG, indikator makro bagus. Jadi ada peluang juga bagi IHSG lebih dari 5.910," sambung dia.

Dengan demikian, Krishna memproyeksi IHSG berada dalam rentang support 5.850 dan resistance 5.885. Sementara, dalam sepekan IHSG berpeluang bergerak dalam rentang support 5.840 dan resistance 5.917.

Di sisi lain, analis Indosurya Mandiri Sekuritas William Surya mengingatkan pelaku pasar untuk melakukan akumulasi beli ketika IHSG terkoreksi. Namun, ia menyarankan agar pelaku pasar lebih memperhatikan saham berkapitalisasi besar (big capitalization).

"Akumulasi pembelian dapat dilakukan bagi investor jangka menengah dan panjang," terang William dalam risetnya.


Selain itu, pelaku pasar juga perlu menyaring saham yang memiliki fundamental kuat atau kinerja positif, serta pertumbuhan yang stabil. Ia meramalkan, IHSG berada dalam rentang support 5.805 dan resistance 5.911.

Adapun, IHSG sepanjang pekan lalu berhasil menguat meski tipis ke level 5.872, atau naik 0,26 persen. Sejalan dengan itu, nilai kapitalisasi pasar ikut menguat 0,26 persen menjadi Rp6.441 triliun.

Sementara, bursa saham Wall Street akhir pekan lalu terpantau menguat. Indeks Dow Jones naik 0,29 persen, S&P500 menanjak 0,18 persen, dan Nasdaq tumbuh 0,3 persen.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER